Baghdad, Aktual – Peringatan HUT ke-70 Republik Indonesia di Baghdad mendapat pujian dari pejabat Irak. Hal ini karena peringatan HUT RI yang dimeriahkan oleh penampilan kelompok kesenian dianggap bisa mengurangi citra di media asing bahwa Irak adalah negara yang tidak aman. Citra ini merugikan Irak, karena membuat iklim investasi menurun.

Demikian dilaporkan wartawan Aktual.com, Satrio Arismunandar, dari Baghdad, Kamis (5/10). Peringatan HUT RI baru dilaksanakan sekarang, karena tidak mungkin dilaksanakan pada 17 Agustus 2015. Suhu udara pada waktu itu sangat panas, sampai mencapai sekitar 50 derajat Celcius. Itu sama saja dengan separuh suhu air mendidih.

AC di mobil seperti tidak berguna, karena udara tetap terasa panas. Bahkan, jika ingin mandi, air dari menara air di KBRI harus didiamkan atau didinginkan dulu sekitar satu jam untuk bisa digunakan, karena masih terlalu panas. Maklum saja, menara air itu tidak punya atap pelindung, langsung terkena sinar matahari, sehingga air di dalamnya juga panas.

Untuk 2015, peringatan HUT RI diadakan pada Kamis, 5 November, di sebuah balairung yang apik dan berkapasitas 600 orang, di arena pekan perdagangan Baghdad International Fair ke-42. Indonesia juga membuka stand di pekan perdagangan itu, dengan memamerkan produk-produk yang dibawa oleh sekitar 15 pelaku usaha, yang mayoritas berasal dari Jawa Barat. Pameran itu berlangsung pada 1 sampai 10 November.

Peringatan HUT RI dimulai dengan atraksi korps musik Irak, yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Irak, serta penaikan bendera Sang Merah-Putih. Ini dilakukan di luar gedung di bawah matahari yang cerah, meski sebelumnya sempat hujan. Suasana cukup meriah karena korps musik Irak yang berseragam serba merah ini memang tampil atraktif.

Acara lalu dilanjutkan di dalam gedung, dimulai dengan sambutan Dubes Safzen Noerdin dan sambutan dari seorang Wakil Menteri Irak. Untuk makin memeriahkan suasana, berikutnya adalah acara kesenian yang menghadirkan penyanyi senior Dewi Yull, penyanyi pendatang baru berbakat Kaliza, dan grup tari asal Bandung, D.Com.

Dewi Yull menyanyikan beberapa lagu daerah dengan vokalnya yang kuat. Selain menyanyikan tembang Aceh, Batak, dan lain-lain, Dewi Yull sengaja memilih sebuah tembang Bali, dengan maksud untuk menunjukkan bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia. Maklum, banyak orang asing sudah tahu nama Beli, tetapi mereka sering tidak paham. Mereka mengira bahwa Bali dan Indonesia itu adalah dua entitas yang terpisah.

Sedangkan Kaliza membuka penampilannya dengan lagu pop My Way, agar mudah nyambung dengan audiens Irak dan korps diplomatik dari berbagai negara. Lalu Kaliza menyanyikan sebuah lagu Arab yang populer di Irak. Seluruh tampilan dua penyanyi beda generasi ini diiringi oleh musik dari Adiansyah, yang memainkan keyboard dengan terampil, menghasilkan irama dari berbagai jenis musik.

Berselang-seling dengan penampilan Dewi Yull dan Kaliza, grup tari D.Com memperagakan tari Saman, tari Betawi, tari Melayu, dan tari Jaipongan. Penampilan grup tari yang dinamis oleh tujuh penari cantik ini mendapat sambutan meriah. Untuk mengakrabkan suasana dengan audiens, di sesi terakhir para penari turun dari panggung dan mengajak para tamu undangan menari bersama. Para penari mengalungkan selendang berlogo Garuda Pancasila kepada sejumlah tamu VIP.

Sekitar 280 tamu menghadiri acara peringatan HUT RI ini. Jika cuaca tidak hujan, mungkin akan lebih banyak lagi tamu undangan yang hadir. Seorang pejabat Irak, sesudah selesainya acara, berkata pada Dubes Safzen: “Berkat acara yang diselenggarakan KBRI Baghdad, ini berarti telah membantah tudingan media luar, yang mengatakan bahwa Irak itu tidak aman!”

Memang, bisa dibilang tidak ada kedutaan asing lain di Baghdad yang menyelenggarakan peringatan hari nasional mereka semeriah Indonesia. “Paling banter mereka hanya mengadakan cocktail party, dengan undangan dari kalangan pejabat dan diplomat yang terbatas,” ujar Safzen. Sekali lagi, faktor keamanan masih menjadi kekhawatiran para perwakilan asing di Irak. Beda dengan KBRI Baghdad yang “nekad.” ***

Artikel ini ditulis oleh: