Jakarta, Aktual.com — Mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Rahmat Gobel, mengatakan leadership Presiden Joko Widodo sudah baik. Jokowi senantiasa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pembantunya di Kabinet Kerja apabila ada hal/kebijakan yang dirasa tidak baik untuk masyarakat.
Belakangan, koordinasi dan komunikasi menteri-menteri di Kabinet Kerja dirasa tidak seirama. Hal itu didasarkan tanggapan demi tanggapan yang kerap dilontarkan satu menteri berbeda dengan menteri lainnya. Bahkan, bukan hanya tanggapan, sebab nada-nadanya saling menyerang satu sama lain.
“Selama 10 bulan menjadi menteri, saya tidak ada masalah koordinasi dengan para menteri lain. Semuanya bagus-bagus saja, tidak ada persoalan, koordinasi dengan menteri lain sangat baik,” ucap Gobel dalam diskusi ‘1 Tahun Kabinet Kerja, Hasilnya? Reshuffle Kedua, Siapa Yang Kena?’ di Jakarta, Rabu (4/11) malam.
Gobel yang akhirnya digantikan Tom Lembong pada perombakan kabinet Jilid I itu mencontohkan, suatu saat ia hendak mengeluarkan kebijakan atau peraturan. Karena terkait dengan kementerian lain, ia kemudian melakukan komunikasi dengan kementerian dimaksud. Dan, cukup melalui sambungan telepon, peraturan akhirnya bisa diterbitkan.
“Presiden Jokowi selalu menekankan jangan ada ego sektoral, jadi kita tidak bicara kepentingan (tertentu) tapi bagaimana bicara sama-sama untuk kepentingan nasional. Kita menyesuaikan agar bagaimana kementerian menjabarkan Nawacita,” jelasnya.
Sebab saat ia menjabat sebagai Mendag yang dilakukan adalah mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi untuk rakyat. Ia menyinggung bagusnya kepemimpinan Jokowi yang senantiasa membuka ruang bagi pembantu-pembantunya di Kabinet Kerja.
“Leadhersipnya bagus, beliau (Jokowi) selalu membuka dialog dengan smuanya. Bahkan beliau katakan, kalau ada masalah dan tidak bisa dipecahkan sesama kementerian, dibawa ke rapat, dirapat Presiden yang memutuskan,” ucap Gobel.
Rahmat Gobel menjadi ‘korban’ perombakan Kabinet Kerja Jilid I. Posisinya sebagai Menteri Perdagangan digantikan Thomas Trikasi Lembong. Hingga kini publik masih bertanya-tanya mengenai alasan dirombaknya Gobel.
Yang pasti, saat dicopot dari kursi Mendag Gobel mengaku tidak ambil pusing. Ia justru berkelakar lebih enak menjadi rakyat, sebab dengan menjadi rakyat biasa ia tidak dikejar-kejar mafia sebagaimana saat menjabat sebagai Mendag.
“Enak jadi rakyat biasa, bebas. Tidak pusing dikejar-kejar mafia,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: