Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (tengah), Kepala BKPM Franky Sibarani (kedua kiri) dan Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi (kanan) melihat hasil penindakan impor tekstil ilegal dari Tiongkok di halaman Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Jumat (16/10). Ditjen Bea Cukai berhasil menindak empat kontainer berisi tekstil impor ilegal atau selundupan dari Tiongkok senilai Rp14 miliar yang telah merugikan negara sekitar Rp 2,3 miliar karena tidak membayar bea masuk dan merusak industri tekstil nasional. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com —  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menilai realisasi investasi industri tekstil di Jawa Tengah yang melesat 10 kali lipat dalam setahun terakhir seakan meneguhkannya sebagai salah satu kiblat investasi tekstil tanah air.

“Dari posisi sebelumnya Januari-September 2014 di angka Rp263 miliar, tahun ini menjadi Rp2,7 triliun,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (5/11).

Atas pencapaian tersebut, Franky mengagendakan kunjungan dua pabrik tekstil di wilayah tersebut yakni ke pabrik PT Eco Smart di Boyolali yang telah mulai merealisasikan perekrutan tenaga kerjanya serta PT Ungaran Sari Garment yang baru memulai proses “groundbreaking” atau peletakan batu pertama pembangunan.

Lebih lanjut, Franky mengatakan provinsi lain yang selama ini sudah banyak dikenal sebagai kiblat investasi tekstil adalah Jawa Barat.

“Di Jawa Barat investasi tekstil tercatat kenaikan hingga 100 persen lebih. Jadi saat ini posisinya tipis Jawa Tengah sebagai kiblat baru investasi tekstil di posisi Rp2,7 triliun, diikuti oleh Jawa Barat dengan nilai investasi tekstil Rp2,6 triliun,” katanya.

Sementara dari sisi penyerapan tenaga kerja, investasi tekstil di Jawa Tengah menyerap 60.442 tenaga kerja, diikuti oleh Jawa Barat yang menyerap 40.980 tenaga kerja, serta provinsi Banten dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.469 orang. “Sehingga untuk periode Januari-September 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dari sisi rencana penyerapan tenaga kerja Jawa Tengah penyerapannya naik 20 kali lipat,” ujarnya.

Sepanjang periode Januari-September 2015, realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil mencapai 523 proyek dengan nilai investasi Rp5,85 triliun.

Investasi di sektor tekstil dan produk tekstil masih didominasi oleh industri pakaian jadi dengan jumlah 203 proyek dan nilai investasi Rp1,33 triliun diikuti oleh industri tekstil lainnya sebanyak 42 proyek dengan nilai Rp224 miliar dan industri penyelesaian akhir tekstil sebanyak 41 proyek dengan nilai Rp155,8 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan