New York, Aktual.com – Sekjen PBB Ban Ki-Moon, mendesak Maroko dan gerakan kemerdekaan Front Polisario Sahara Barat, untuk mengakhiri kebuntuan atas sengketa selama empat dekade di wilayah Afrika Utara.
Maroko menguasai sebagian besar wilayah Sahara Barat pada 1975 ketika kekuasaan kolonial Spanyol menarik diri dan menyebabkan Front Polisario mengobarkan perang gerilya yang berlangsung sampai 1991, ketika PBB menengahi dengan bernegosiasi serta mengirim pasukan perdamaian.
“Utusan pribadi saya, Christopher Ross, telah meningkatkan upayanya untuk memfasilitasi masuknya sejumlah pihak ke dalam perundingan tanpa prasyarat dan dengan niat yang baik,” kata Ban Ki-Moon dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan Reuters, Kamis (5/11).
“Mereka belum melakukannya. Saya mendesak semua pihak di kawasan ini dan dalam komunitas internasional yang lebih luas untuk mengambil manfaat dari upaya intensif dari Ross untuk memfasilitasi adanya perundingan seutuhnya dalam beberapa bulan mendatang,” kata Ban menambahkan.
Maroko mengklaim bentangan gurun dengan jumlah penduduknya yang jarang, tapi akan sumber ikan, cadangan mineral fosfat serta ladang minyak, sebagai wilayah mereka.
Namun, Front Polisario yang didukung oleh Aljazair berusaha memeroleh kemerdekaan penuh terhadap wilayah Sahara Barat.
Misi PBB di wilayah tersebut adalah memfasilitasi referendum untuk masa depan politik Sahara Barat. Namun, referendum itu tidak pernah terlaksana.
Pada April lalu, Dewan Keamanan PBB memperpanjang satu tahun lagi misi penjaga perdamaian di Sahara Barat, tetapi gagal menerima rekomendasi Uni Afrika untuk mengubah perintah pasukan perdamaian yang memberi tugas pemantauan hak asasi manusia.
Artikel ini ditulis oleh: