Jakarta, Aktual.com — Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali menyesalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah itu karena mengabaikan tenaga kerja lokal.
“Pihak PLTU kini sudah mengingkari janji dan melanggar komitmen kesepakatan sebelumnya yakni memprioritaskan tenaga lokal,” kata Ketua LPM Celukan Bawang Mohammad Sadli, Sabtu (7/11).
Dia menuturkan, yang terbaru PLTU telah memberhentikan naker lokal yakni Junaedi dan Abdurauf, bekerja sebagai satpam di PLTU Celukan Bawang karena tidak lagi diperpanjang kontrak kerjanya kedua naker tersebut.
“Setelah PLTU beroperasi, malah mengabaikan tenaga lokal, bahkan, satu per satu naker lokal malah diberhentikan saat kontrak sudah berakhir,” kata dia.
Bahkan menurutnya juga, PLTU kini sudah keluar dari komitmen yang disepakati sebelumnya, dimana komitmen sebelumnya yakni PLTU Celukan Bawang bersedia merekrut tenaga lokal yang ada di daerah itu.
“Padahal di awal sebelum PLTU mulai dibangun, PLTU sudah berjanji akan lebih memprioritas tenaga lokal sesuai spefikasinya dan keahlian untuk dapat bekerja di sana. Tapi kenyataannya, justru keluar dari komitmen awal, banyak warga melamar jadi tenaga keamanan dan sudah bekerja di sana,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan menjelaskan, terkait dengan tenaga kerja yang dapat bekerja di PLTU Celukan Bawang harus sesuai dengan spesifikasi kebutuhan dari PLTU dibarengi dengan keahlian yang dibutuhkan.
Dia pun mengaku, pihaknya hanya bisa mengakomodir terkait kepentingan naker lokal dapat bekerja di sana karena kewenangan penuh untuk menerima atau tidak diterimanya di PLTU merupakan kewenangan penuh dari pihak PLTU Celukan Bawang.
Meskipun begitu, pihaknya tetap berharap agar pihak PLTU tetap memprioritaskan naker lokal untuk dapat bekerja di PLTU Celukan Bawang dalam langkah memberdayakan masyarakat sekitar.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu