Petugas menerawang mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level Rp13.540 per dolar AS, melemah 0,91 persen atau 122 poin dari penutupan sebelumnya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Meski Bank Indonesia (BI) mengindikasikan belum akan menurunkan suku bunga Acuan di tengah desakan dari berbagai pihak, namun tidak terlalu ditanggapi negatif oleh pelaku pasar. Laju Rupiah berdasarkan pantauan di data BI malah menguat. Tidak hanya itu, bahkan dengan rilis penurunan cadangan devisa di bulan Oktober 2015 pada posisi US$ 100,7 miliar dari sebelumnya 101,7 miliar juga tidak direspon negatif.

“Pelaku pasar melihat adanya upaya positif dari BI untuk dapat mempertahankan laju Rupiah. Jika melihat flashback maka akan terlihat intervensi cukup besar di awal Oktober 2015 yang mengakibatkan terapresiasinya laju Rupiah dari posisi 14735-14640 menjadi 13285-13860 di awal minggu kedua. Setelah itu, laju Rupiah pun dijaga di level 13820-13248. Di sisi lain, terapresiasiya sejumlah mata uang terhadap USD a.l GBP, NZD, JPY, dan CNY turut berimbas positif dan membantu penguatan pada laju Rupiah terhadap USD,” ujar kepala riset NKHSI, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (9/11).

Menurutnta, tidak terlalu direspon negatifnya sentimen yang ada membuat laju Rupiah memiliki peluang untuk mengalami kenaikan kembali. Apalagi data-data dalam negeri juga sudah sebagian besar dirilis sehingga pelaku pasar pun akan mencermati data-data dari luar yang dapat berimbas secara tidak langsung pada Rupiah.

“Laju Rupiah diperkirakan akan berada di atas target resisten 13.590. Sedangkan kurs tengah rupiah akan berada di kisaran Rp13.585-13.535,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka