Jakarta, Aktual.com — PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) optimistis akan kembali mencatatkan kinerja positif ke depannya seiring dengan fokus pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur di bidang pertanian seperti pembangunan waduk dan irigasi.
“Sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan agrobisnis, perseroan akan mendapatkan manfaat dari pembangunan infrastruktur di sektor pertanian,” ujar Direktur Utama BRI Agro Heru Sukanto di Jakarta, Selasa (10/11).
Menurutnya, penyaluran kredit perseroan untuk sektor pertanian mencapai sebesar Rp2,195 triliun, atau sekitar 39,02 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan periode September 2015. Pada periode itu, penyaluran kredit di sektor perdagangan juga memberi kontribusi yang cukup baik sebesar 17,07 persen senilai Rp960,636 miliar.
“Total kredit perseroan per September 2015 sebesar Rp5,626 triliun, dengan rasio kredit bermasalah atau ‘non performing loans’ (NPL) di angka 2,46 persen,” paparnya.
Heru Sukanto mengatakan bahwa BRI Agro akan menjaga di bawah batas rasio NPL yang sebesar lima persen. Sektor ritel menyumbang NPL sebesar 1,63 persen, sementara perbaikan terlihat di segmen kredit menengah dan konsumer.
Heru Sukanto memaparkan bahwa pertumbuhan kredit perseroan pada triwulan III 2015 cukup positif. BRI Agro mencatat penyaluran total kredit mencapai Rp5,6 triliun, tumbuh cukup tinggi sebesar 20 persen dibanding Desember 2014 yang mencapai Rp4,7 triliun.
“Pertumbuhan kredit yang positif itu turut menopang laba bersih perseroan,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa laba bersih BRI Agro pada akhir triwulan III 2015 sebesar Rp53 miliar ata tumbuh sebesar 32 persen secara tahunan. Pencapaian itu terutama ditopang dari pendapatan bunga yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 34 persen di triwulan III 2015.
Adapun DPK yang dihimpun mencapai Rp5,7 triliun pada triwulan III 2015, lebih tinggi 11 persen dibanding akhir Desember 2014 yang sebesar Rp5,2 triliun. Sementara total aset perseroan mencapai Rp7,7 triliun pada triwulan III 2015 yang berarti tumbuh 21 persen dibandingkan akhir tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp6,3 triliun.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka