Jakarta, Aktual.co —  Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengatakan bahwa pembangunan ruas pipa Cirebon- Semarang sepanjang sepanjang 270 Kilo meter (Km) berdiameter 28 inch dapat mendorong program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk sektor transportasi.

Pasalnya, jika pembangunan ruas pipa Cirebon-Semarang selesai, maka akan ada gas yang tersalurkan menuju Jawa Barat, dengan begitu gas tersebut bisa memenuhi kebutuhan, kelistrikan, industri dan transportasi.

“Kalau ini bisa terwujud, akhirnya Jawa ada ketahanan energinya,” kata Andy di kantornya, Jakarta, Selasa (7/4).

Selain itu, lanjut dia, dengan adanya ruas pipa ini maka nantinya bisa dibangun infrastruktur BBG, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Dengan adanya terminal LNG kendaraan bisa pakai gas, kendaraan jarak jauh apakah itu truk bisa pakai LNG.

Menurutnya, pembangunan ruas pipa dengan menumpang lahan milik KAI menjadi lebih mudah. Pasalnya, tidak perlu pembebasan lahan baru.

“Memudahkan kordinasinya, mungkin biaya sewa itu lebih mudah dari pada nyari jalur baru,” tambahnya.

Ia menceritakan, sebenarnya ruas pipa tersebut telah direncanakan sejak 2006, namun tertunda sehingga baru akan dimulai Mei 2015. Proyek tersebut ditargetkan selesai dibangun pada 2019. Sementara untuk investasi saat awal rencana pembangunan mencapai US$170 juta.

“Nilai investasi ini dipaparkan sejak awal, yakni 2006 sebesar US$170 juta dengan besaran gas 350 juta kaki,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka