Jakarta, Aktual.com — Seorang ibu dua anak Niza Ramadani 29 tahun, dan dua anaknya terjebak dalam rumah ketika bencana longsor terjadi di Nagari Indarung, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (11/11).
“Longsor itu terjadi sekitar Pukul 16.00 WIB, saya melihat tanah tebing itu turun. Ketika didatangi ternyata di dalam rumah ada ibu dan dua anaknya namun ketiga orang tersebut bisa diselamatkan,” kata warga yang mendatangi lokasi pertama kali Safar 44 tahun, di Padang.
Dia mengatakan sebelum kejadian itu, ibu dan kedua anak tersebut tengah tertidur. Sehingga tidak mengetahui telah terjadi longsor. “Ketika saya datangi dinding rumah itu ambruk dihantam longsor. Sang ibu ketika ditemukan sedang berada di atas tempat tidur, memeluk anak bungsunya Ilham 3 tahun, kemungkinan besar mereka sebelumnya tidur,” katanya.
Sedangkan anak sulung Niza Ramadani, yakni Rifka 6 tahun, ditemukan tidak jauh dari posisi sang ibu, namun dalam keadaan badannya tertimpa reruntuhan tembok rumah.
Safar yang pertama kali mendatangi rumah bersama rekannya Buya, mengatakan bahwa keadaan yang mengkhawatirkan adalah anak bungsunya.
“Saya yang mengangkat anaknya yang kecil keluar rumah, tubuhnya sudah lunglai. Namun untuk keadaan pastinya saya tidak punya keahlian, apakah kritis, dan lain-lain,” kata dia.
Setelah berhasil dibawa ke luar rumah, kata Safar, ibu dan dua anaknya itu langsung dilarikan ke puskesmas, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Semen Padang (Semen padang Hospital), sekitar Pukul 17.30 WIB.
Niza Ramadani adalah isteri dari Afriyadi 30 tahun, yang pada saat kejadian tidak berada di rumah karena masih bekerja.
Selain rumah milik keluarga Afriyadi, tanah yang longsor juga menghantam rumah tetangganya milik Bakri. Rumah tersebut juga dalam keadaan rusak parah, namun dalam keadaan kosong saat kejadian.
Kakak kandung Afriyadi, yakni Izal 38 tahun, yang ditemui sekitar Pukul 22.00 WIB, mengaku kaget dan tidak menyangka kejadian itu. Hal itu dikarenakan dirinya juga baru mengetahui, sepulang dari kerja.
“Saya baru saja tahu setelah pulang bekerja barusan. Ini setelah mengambil sejumlah dokumen dan beberapa surat yang penting dari rumah, saya langsung menuju rumah sakit,” katanya yang diwawancarai di rumah lokasi kejadian.
Dia menaksir, atas kejadian itu keluarganya mengalami kerugian materil lebih dari Rp 100 Juta. “Barang dan perabot yang baru dimasukkan tak lama ini besaran uangnya Rp 110 Juta, belum termasuk bangunan rumah. Saya juga tinggal di rumah ini,” katanya.
Pada bagian lain, selain dua rumah warga, longsor tersebut juga merusak sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) Hikmah Miftahul Jannah karang Putih, yang bersebelahan dengan kedua rumah itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu