Malang, Aktual.co — Pengamat Komunikasi Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Anang Sudjoko, mengatakan, bila kepemimpinan Jokowi tidak kuat dalam mengasuh Koalisi Indonesia Hebat (KIH), maka perpecahan di tubuh koalisi itu riskan terjadi.
Bocornya surat dari Akbar Faisal soal Harvard kemarin semakin menguatkan persepsi publik adanya friksi dalam koalisi itu.
“Dari awal saya memang melihat Jokowi ini kurang dalam hal leadership untuk mengayomi koalisi, sehingga jika sekarang ada friksi-friksi seperti ini wajar,” kata Anang, Selasa (7/4) di Malang, Jawa Timur.
Kondisi itu, lanjut dia, disebabkan karena Jokowi masih tersandera oleh beberapa kekuatan lain di tubuh partainya, sehingga kekuatannya secara politis masih belum signifikan. “Kalau tidak ada ketegasan dari Jokowi maka arah perpecahan KIH bisa saja terjadi,” tandasnya.
Bila dibandingkan dengan kepemimpinan SBY sebelumnya, mantan presiden mampu menkondisikan kekuatan politik yang ada pada koalisinya, sehingga keputusan akhir koalisi ada pada dirinya.
“Sekarang kan tidak, keputusan dalam hal politis kalau saya lihat berada pada Puan atau Megawati,” imbuhnya.
Dilihat dari cara komunikasi politik Jokowi dengan Megawati, sangat terlihat jelas, bahwa nuansa superior dan inferior secara politis masih kentara. “Harusnya Jokowi sebagai presiden lebih aktif untuk menyelesaikan urusan politis seperti ini,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: