Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah sebesar 22 poin menjadi Rp12.982 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.960 per dolar AS.

“Dolar AS kembali menguat di pasar global sehingga menahan momentum penguatan mata uang rupiah yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa (7/4).

Ia mengatakan bahwa fluktuasi rupiah masih akan tinggi dan mengikuti pergerakan dolar AS di pasar global, tetapi untuk beberapa saat ke depan potensi nilai tukar rupiah masih akan berada dalam tren penguatan.

Ia menambahkan bahwa dolar AS diperkirakan masih berfluktuasi dengan kecenderungan menurun menyusul data non-manufaktur indeks pembelian manajer (PMI) Amerika Serikat yang turun. Sementara itu, pelaku pasar uang juga sedang menunggu indeks sentimen ekonomi AS serta data tambahan lowongan pekerjaan AS.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sebagian investor di pasar uang kembali mengakumulasi dolar AS menyusul penilaian terhadap sinyal-sinyal perlambatan perekonomian AS sebagai fenomena sementara.

Menurut dia, bank sentral AS (Federal Reserve) akan tetap melakukan pengetatan moneter sehingga membuat investor kembali mengakumulasi mata uang dolar AS dibandingkan mata uang berisiko.

“Perekonomian AS pada kuartal pertama banyak mendapatkan pengaruh dari cuaca buruk. Cuaca yang lebih baik akan memberikan dampak positif pada perekonmian AS dalam beberapa bulan mendatang,” katanya.

Ia mengatakan bahwa perekonomian AS yang masih dinilai melanjutkan perbaikan diprediksi akan memudahkan langkah Federal Reserve mencanangkan pengetatan moneter yang akhirnya menjadi faktor penguatan dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka