Jakarta, Aktual.com — Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) hari ini melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah anggota Polres Muara Enim, dan Polres Lubuk Linggau, Senin (16/11).

Hal tersebut dilakukan terkait peristiwa penembakan terhadap dua prajurit TNI di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Jumat (13/11) malam. Pemeriksaan ini sekaligus upaya investigasi atas kasus tersebut.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Djarot mengatakan, pemeriksaan itu melibatkan Divisi Propam dan Inspektorat Pengawasan Umum Mabes Polri.

“Tim dari Paminal Polda Sumsel maupun Propam dan tim Itwasum Mabes Polri telah berada di Polda untuk lakukan investigasi pelaksanaan tugas anggota (Polres Muara Enim dan Polres Lubuk Linggau) di lokasi (penembakan),” kata Djarot saat dihubungi Senin (16/11).

Investigasi untuk memastikan pelaksanaan tugas anggota di lapangan apakah menyalahi aturan atau tidak. Menurutnya, persoalan antara institusi Polri dan TNI di Sumatera Selatan buntut dari peristiwa ini sudah mereda dan kondusif. Polri, lanjut Dajarot, akan menangani dugaan tindak pidana seperti dilaporkan masyarakat.

Sementara, pemeriksaan terhadap anggota TNI yang tertembak maupun yang melakukan penganiayaan terhadap dua anggota Polres Lubuk Linggau akan dilakukan oleh Pom TNI dari Kodam II Sriwijaya.

“Kita sudah (selesaikan) sama-sama dengan Kodam. Tentunya kita akan menangani terhadap laporan masyarakat. Untuk anggota TNI kita serahkan di POM. Kita belum tau hasil pemeriksaannya apa,” kata dia.

Kedua anggota TNI dari satuan Intel Kodam Siliwangi yang tertembak dalam peristiwa itu saat ini kondisinya semakin membaik dan masih dirawat di rumah sakit A.K Gani, Sumatera Selatan. Diketahui dua anggota TNI yang dirawat yaitu Kapten Edi tertembak di bagian perut dan Sersan Deden dengan luka di bagian paha.

Sebelumnya beredar kabar satu anggota TNI, yaitu Kapten Edi tewas ditembak oleh aparat Reskrim Polres Lubuk Linggau yang diminta bantuan memburu pelaku kejahatan oleh Polres Muara Enim. Kabar tersebut dibantah oleh Kabid Humas dan bahkan dinilainya justru memperkeruh situasi setempat.

Djarot menuturkan akibat kesalahpahaman itu, dua anggota Polres Lubuk Linggau, salah satunya adalah Kasat Reskrim juga menderita luka-luka.

Informasi beredar sebelumnya, peristiwa berawal ketika tim Buru Sergap (Buser) Polres Lubuk Linggau diminta bantuan (back-up) oleh petugas Polres Muara Enim untuk melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku kejahatan.

Sesampainya di jalan Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Puncak Kemuning, Kecamatan Lubuklinggau Utara , sekitar pukul 23.00 WIB, anggota Polres Muara Enim langsung menembak kearah yang terduga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buronan mereka. Dua orang terduga tersangka tertembak, masing-masing beridentitas Edi Sutrisno 43 tahun, dan Deden 33 tahun.

Kedua pria yang belakangan diketahui merupakan anggkota TNI aktif berpangkat Kapten tersebut selanjutnya dibawa ke RS Siti Aisyah. Informasi penembakan itu akhirnya terdengar hingga berbuntut didatanginya Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau AKP Arif Mansyur oleh sejumlah orang bersenjata yang akhirnya diketahui adalah anggota TNI dari Korem Gapo dan Kodam II Sriwijaya yang melakukan pemantauan terkait Pilkada.

Tak hanya dipukuli kepala bagian belakangnya, Kasat Reskrim AKP Arif Mansyur juga diancam dengan tembakan ke bawah tanah hingga akhirnya terpaksa dilarikan ke UGD karena kaki kanannya diduga terkena serpihan peluru.

Situasi semakin memanas ketika anggota PM sedang melakukan pendataan di mobil dinas, dimana didekatnya seluruh anggota TNI yang berada di lokasi berkumpul didatangi Kabag Ops Polres Lubuk Linggau disusul Kanit Intel Polres Lubuklinggau, Ipda Asri.

Pasalnya, ketika mendekati rombongan tersebut, Kanit Intel kangsung mengeluarkan senjata api yang memancing reaksi rombongan anggota TNI di lokasi. Seraya berusaha merebut pistol, rombongan TNI tersebut memukul dan bahkan menendang kepala Kanit Intel. Kedua anggota Polres Lubuk Linggau selanjutnya mendapatkan perawatan intensif di RS. Ar Bunda Lubuk Linggau.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/Siliwangi Kolonel Arm Robertson Ismail memastikan penembakan anggota Kodam III/Siliwangi oleh anggota Polri di Sumsel adalah kesalahpahaman.

Insiden tersebut bermula ketika seorang pria bernama Yuda tidak mengembalikan satu unit mobil Toyota Innova yang disewanya dari anggota Puskopad Dam III Siliwangi pada 14 Oktober 2015. Tersangka Yuda dikatakannya justru kabur usai menjual mobil itu kepada penadah di Sumatera Selatan, sehingga anggota Kodam III/Siliwangi melakukan pengejaran ke daerah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu