Jakarta, Aktual.com – Jaket dan helm warna hijau jadi fenomena baru di jalan-jalan ibukota beberapa bulan terakhir. Mereka adalah para sopir Gojek. Tapi siapa sangka, kalau jaket dan helm yang diberikan saat seseorang lolos tes jadi sopir Gojek itu ternyata bukan dibagikan cuma-cuma alias gratis.
Oleh manajemen Gojek, si sopir yang mereka sebut dengan istilah mentereng ‘mitra pengemudi’ itu ternyata harus membayarnya dengan cara dicicil dan harus lunas di dua bulan pertama.
Vice President Bidang Operasional PT Go-Jek Indonesia Tadeus Nugraha mengatakan, untuk jaket, para sopir harus mencicil Rp5.000 per hari selama 38 hari. Atau jika dihitung, harga jaket Gojek sebesar Rp190 ribu. “Helm juga sama,” kata dia, di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/11).
Jika dihitung, dengan asumsi harga helm sama dengan harga jaket, maka untuk melunasinya tiap pengemudi Gojek harus merelakan pendapatannya sebesar Rp380 ribu dipotong. ‘Peralatan tempur’ mereka itu pun ternyata harus dikembalikan kalau si sopir sudah tak lagi di Gojek.
Uang pembelian bakal dikembalikan? ternyata tidak. Dalih Tadeus, untuk mencegah helm dan jaket Gojek disalahgunakan eks sopir. “Kan ada nilai depresiasi terhadap barang-barang itu selama digunakan,” kata dia.
Dia mengklaim semua itu sudah disepakati kedua belah pihak di awal, bahkan sering disosialisasikan. Karena alasan itu, Tadeus bantah kalau manajemen Gojek disebut melanggar kesepakatan.
Tanggungan para sopir Gojek bukan hanya itu. Mereka juga harus mencicil telepon genggam yang jadi peralatan utama mereka saat bekerja di bawah payung Gojek. Besarannya dari Rp8.000 per hari, sampai yang Rp14.000 per hari. Besaran cicilan, kata Tadeus, tergantung merek telepon genggam yang dipilih sopir. Merek Huawei atau ZTE.
Soal adanya pemotongan honor sopir sebesar Rp40.000 minggu lalu, kata dia, itu untuk membayar cicilan. Sebab, ujar dia, sistem debet Gojek sempat alami gangguan selama lima hari. Akibatnya, cicilan yang seharusnya per hari jadi tidak terpotong. “Saat sistemnya benar, ada pemotongan selama beberapa hari,” kata Tadeus.
Artikel ini ditulis oleh: