Ekonomi Tiongkok (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Sebuah survei internasional menjunjukkan bahwa para pemimpin bisnis di Asia-Pasifik kehilangan kepercayaan pada prospek pendapatan mereka karena pendinginan ekonomi Tiongkok dan persepsi risiko-risiko lebih tinggi di pasar negara berkembang.

“Hanya 28 persen dari pengusaha dengan investasi di negara-negara APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik) mengatakan mereka “sangat yakin” pendapatan akan meningkat dalam 12 bulan ke depan,” ujar PricewaterhouseCoopers (PwC), Senin (16/11).

Angka itu turun dari 46 persen tahun lalu dan merupakan skor kepercayaan bisnis terendah sejak 2012, ketika survei ini pertama kali dilakukan menjelang KTT tahunan APEC. PWC mengatakan bahwa Studi tahun ini menyurvei 800 chief executive officer.

“Pelambatan permintaan dari Tiongkok, katalis untuk perdagangan intra-regional, diperkirakan moderat di seluruh industri dan geografi. Secara lebih luas, risiko-risiko pertumbuhan berlanjut berayun ke arah pasar negara berkembang,” kata laporan itu.

“Setelah setahun investasi langsung asing bersejarah ke negara-negara berkembang Asia, CEO telah menjadi hipersensitif terhadap sinyal pasar keuangan.” Produk domestik bruto Tiongkok tumbuh 7,3 persen tahun lalu, ekspansi paling lambat sejak 1990.

Dalam periode Juli-September tahun ini, pertumbuhan 6,9 persen, paling lambat dalam enam tahun, menurut data pemerintah.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bulan ini pertumbuhan tahun ini 6,5 persen akan cukup untuk memenuhi target pertumbuhan 2016-2020 negara itu.

Kenaikan suku bunga yang akan datang dan perubahan kepemimpinan tahun depan di Amerika Serikat, serta pemilihan umum yang dijadwalkan di Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan dan Peru, menambah kekhawatiran para investor, laporan PwC mengatakan.

APEC, kelompok 21 ekonomi termasuk Tiongkok, Amerika Amerika dan Rusia, bertujuan untuk mendorong pasar terbuka di antara para anggotanya.

Survei PwC menunjukkan 60 persen CEO di APEC percaya blok itu pada jalan yang benar menuju integrasi ekonomi lebih dalam, dengan 24 persen mengatakan sebuah kawasan perdagangan bebas Pasifik dapat dibentuk pada 2020.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka