Jakarta, Aktual.com —  Setelah sukses menyelenggarakan acara Hackathon Merdeka 2.0 pada 24-25 Oktober 2015, kini babak grand final digelar di Jakarta Digital Valley (JakDiva) pada 15 November 2015. Acara dengan jumlah pendaftar 1.700 peserta dari 28 kota ini melahirkan 70 aplikasi finalis yang mengikuti  proses penjurian pada grand final.

Konsep penjurian final digabungkan dengan konsep pameran, sehingga masyarakat/public juga terbuka untuk menyaksikan presentasi solusi-solusi yang sudah disiapkan oleh para finalis. Dengan tema umum mengenai masalah data kependudukan, solusi-solusi dari perwakilan pemenang antara lain tentang masalah perizinan, pendidikan, tenaga kerja, keamanan, bencana alam, kriminalitas dan layanan masyarakat.

“Telkom mengambil inisiatif untuk mendukung acara Hackathon Merdeka 2.0 ini mengingat komitmen kami untuk menumbuhkan industri kreatif digital di Indonesia, apalagi tema Hackathon 2.0 kali ini yang fokus untuk memecahkan permasalahan bangsa melalui aplikasi kependudukan sangat perlu kita dukung bersama,” ujar Indra Utoyo, Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (17/11).

Sebelumnya dengan dukungan Telkom yang menyediakan fasilitas serta infrastruktur di berbagai Digital Valley, Digital Lounge, Broadband Learning Center dan juga kantor-kantor Telkom yang tersebar diseluruh kota di Indonesia, acara Hackathon Merdeka 2.0 telah sukses diselenggarakan 28 kota, yaitu Bandung, Toba, Medan, Pekanbaru, Palembang, Belitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Priangan Timur, Cirebon, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Jogja, Surabaya, Malang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Mamuju, Manado, Denpasar, Sumbawa, Ambon, Jayapura, Sydney.

Telkom senantiasa berupaya menumbuhkan ekosistem pengembangan inovasi digital nasional secara koheren sebagai solusi atas berbagai masalah di Indonesia. Disamping juga mengembangkan ekosistem bisnis digital dan meningkatkan dinamika ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan bisnis digital dilakukan melalui pembinaan para pengusaha muda digital  (startups) melalui pola inkubasi dan akselerasi. Pengembangan inovasi digital dilakukan di berbagai Digital Valley di Indonesia, salah satunya Jakarta Digital Valley (Jakdiva).

Bertempat di Jakdiva, Menara Multimedia, kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat ini secara rutin dilakukan sharing berbagai komunitas digital, yang mengkaji informasi terbaru, inspirasi, dan best practice. Sebagai salah satu bentuk akselerasi bisnis, di Jakdiva ini juga dilakukan mentoring dan berbagai pelatihan serta coaching. Koherensi pengembangan produk dilakukan dengan mengoptimalkan berbagai platform yang tersedia di Telkom Group untuk meningkatkan efisiensi dan kapabilitas produk. Misalnya dengan memanfaatkan fasilitas cloud, analitika big data, berbagai metode pembayaran, serta pengelolaan customer.

Untuk memilih startup unggulan yang akan di inkubasi dan akselerasi, tahun ini ini telah diselenggarakan Program Indigo. Dari program ini, diperoleh sejumlah startup potensi bisnis digital, diantaranya telah mulai diinkubasi dan diakselerasi secara intensif di bebagai Digital Valley milik Telkom di seluruh Indonesia. Program inkubasi dan akselerasi bisnis ini dilaksanakan dalam bentuk partnership dengan pola Quadhelix, yang melibatkan kalangan akademis, bisnis, komunitas, dan pemerintahan. Untuk ini Telkom telah bekerjasama dengan berbagai Universitas, Badan Ekonomi Kreatif, Kemenkominfo, berbagai kementerian lain, pemerintah provinsi dan kota serta komunitas digital, antara lain MIKTI, Startup Lokal, Founder Institute, Techinasia, Internet Marketing Association, Code4Nation, dan Relawan TIK.

Untuk diketahui, Hackathon Merdeka 2.0 merupakan kerjasama antara komunitas Teknologi Informasi (TI) Code4Nation dengan PT Telkom Indonesia (Telkom). Program ini diselenggarakan sebagai salah bentuk pemanfaatan teknologi guna memecahkan permasalahan bangsa. Dengan data yang lebih terkini dan akurat, pemerintah diharapkan dapat mengambil kebijakan yang lebih terarah dan tepat sasaran. Metode pengumpulan data dari hackathon ini berbeda dari pengumpulan data yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu menggunakan metode crowdsourcing (pengumpulan data berbasis massa).

Dari hasil penjurian pada grand final ini, diputuskan empat pemenang. Yaitu, pada kategori kependudukan adalah Kentongan; Kesehatan : Mobile Posyandu; Keamanan/ Kepolisian (Juara Bersama) : Ayo Jaga dan Lapori.

Program ini diharapkan menjadi titik awal dimana masyarakat atau komunitas TI dapat berkontribusi lebih banyak untuk negeri sehingga semakin banyak talenta (ahli TI) di Indonesia yang peduli memecahkan permasalahan bangsa. Acara ini merupakan bentuk sinergi yang baik antara Pemerintah, Komunitas TI dan industri Startup. Pemerintah menyatakan dukungannya untuk mengintegrasi aplikasi para pemenang dengan kementerian yang relevan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka