Petugas Manggala Agni dibantu Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Senin (3/8). Pemerintah terus berusaha memadamkan dan meminimalisir kebakaran hutan dan lahan yang terjadi disejumlah wilayah di Provinsi Riau. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/asf/pd/15.

Jakarta, Aktual.com — Guru Besar Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Supriadi Sabiham meminta evaluasi izin dan menyerukan penanganan lahan gambut secara benar.

“Kebakaran lahan gambut terjadi setiap tahun karena ada ketidak stabilan kadar air, tahun ini paling parah, karena ditimpali El-Nino,” kata Supriadi di Jakarta, Rabu (18/11).

Berdasarkan keterangannya, luas lahan gambut Indonesia 14,9 juta ha, dari jumlah tersebut, hanya 6 juta ha yang cocok untuk perkebunan dan pertanian.

Namun ia menyayangkan banyaknya lahan gambut yang disalahgunakan sehingga merusak lingkungan.

Mengenai kebakaran hutan, ia mencurigai kebakaran hutan bukan hanya persoalan kekeringan lahan semata, namun ia melihat ada penyebab lain yang bersifat kompleks.

“Maslah kebakaran adalah masalah yang sangat kompleks, itu bukan hanya masalah kekurangan air,” ungkapnya.

Ia menyampaikan beberapa cara membudidayakan lahan gambut, diantaranya menanam tanaman yang sesuai dengan lahan gambut, serta memperhatikan kandungan dan kadar air.

Selain itu ia meminta pemerintah untuk mengevaluasi izin penggunaan lahan yang telah dikeluarkan serta melakukan gerakan upaya pememulihan lahan.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan