Jakarta, Aktual.co — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksikan di sepanjang tahun ini rata-rata pergerakan nilai tukar Rupiah akan berada di kisaran level Rp13.000.

“Kami memperkirakan untuk tahun ini rupiah averages (rata-rata) akan di level Rp13.000. Dan akan meninggalkan averages Rp12.500,” kata Direktur Indef Eny Sri Hartati dalam Aktual Forum “Rupiah Anjlok, Peringatan Dini Krisis Ekonomi?” di Warung Komando Tebet, Jakarta, Minggu (5/4).

Ia menerangkan, meskipun nantinya di sepanjang tahun Rupiah akan berfluktuatif menyentuk level Rp12.000-Rp13.000, namun untuk rata-rata sepanjang tahun akan berada di kisaran Rp13.000.

“Pokoknya averages sepanjang tahun ini Rp13.000, bisa saja nanti fluktuatif menyentuh di level Rp12.000. Tapi pada akhirnya di tahun ini secara rata-rata akan berada di kisaran Rp13.000,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pelemahan nilai tukar mata uang bukan hanya terjadi pada Indonesia, namun hampir terjadi di semua negara mata uanganya melemah terhadap dolar.

“Yaag melemah itu adalah negara yang ekspornya ditopang oleh komoditas, sementara China tidak melemah karena bergantung pada manufaktur,” jelas Eny.

Ia menambahkan, ketidakstabilan perekonomian Indonesia selain disebabkan oleh faktor eksternal juga dipicu oleh kebijakan-kebijakan keliru dari Pemerintah. Sebagai contoh, kebijakan Pemerintah yang mengevaluasi harga BBM tiap bulannya, hal itu jelas menimbulkan ketidakstabilan harga.

“Pemerintah menciptakan instabilitas itu sendiri. Dengan memutuskan untuk mengevaluasi harga BBM tiap bulan, itu instabilitas,” tutup Eny.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka