Medan, Aktual.com — Meski dengan keterbatasan yang dimiliki fisik, anak penyandang berketerbatasan fisik (Disabilitas) dianggap layak memperoleh perhatian dari pemerintah kota, khususnya melalui pengadaan fasilitas.

Demikian dikatakan Calon Wali Kota Medan No Urut 2 Ramadhan Pohan kepada sekira 75 anak penyandang Disabilitas saat bernyanyi dan menari bersama, usai memberikan doorprice dalam acara Jalan Santai Bersama di pelataran parkir Kantor RRI Jalan Gatot Subroto Medan, Minggu (22/11).

“Penyandang Disabilitas sama seperti kita, tidak boleh dipandang sebelah mata. Mereka hanya mengharapkan perhatian dari pihak pemerintah kota, melalui pengadaan fasilitas untuk memenuhi keterbatasan mereka,” ujar Ramadhan.

Ditambahkannya, pemerintah juga harus memberikan perhatian kepada para tenaga pengajar penyandang Disabilitas. Bila nanti dipercaya memimpin Kota Medan, REDI memastikan akan memberikan fasilitas bagi penyandang Disabilitas.

“Sebagai contoh, menyediakan fasilitas di jalan raya, toilet, serta pengajaran khusus untuk memenuhi keterbatasan mereka,” ujarnya dilanjutkan menyanyi bersama penyanyi cilik Disabilitas Rendi Pangestu dari SLB Karya Murni.

Terpisah, setelah mendengarkan lagu “Anak Medan” yang dinyanyikan Ramadhan Pohan dalam acara di Hotel Santika Dyandra Medan, Gubernur Banten Rano Karno mengakui, sebagian hidupnya memiliki hubungan dengan Kota Medan.

Menurutnya, bersama ayah kandung Soekarno M Noer yang lahir di Kota Tebing Tinggi, dirinya sempat tinggal lama di Kota Medan. Kepada Ramadhan Pohan, Rano menjelaskan, dalam membangun bangsa, etika politik harus dikedepankan, tanpa melakukan perilaku sikut-menyikut antara para pelaku politik.

Sebelumnya, dalam acara 40 tahun Universitas Titi Batu (Utiba), Sabtu (21/11) malam, Ramadhan Pohan menghadiri peresmian Rumah Islamiyah di M Yakub Pasar Belakang Medan, yang dipimpin abang kandungnya mantan Dubes RI untuk Polandia Hazairin Pohan.

Selain saat ini menjadi tempat bernostalgia para aktivis USU angkatan 78 yang dulu dikejar dan ditahan pada masa NKKPKK, rumah itu selanjutnya akan dijadikan pusat kursus bahasa inggris dan keterampilan lain yang akan diberikan gratis bagi masyarakat sekitar.

Ramadhan Pohan mengaku, dasar didirikannya Rumah Islamiyah itu meneruskan pengabdian kakeknya kepada masyarakat pada bidang sosial, pendidikan dan pustaka. Dijelaskan, kakeknya pendiri pendiri penerbit pustaka islam Indonesia “Islamiyah” yang berpusat di Kota Medan.

“Selanjutnya, Rumah Islamiyah ini akan didedikasikan menjadi pusat pengajaran bahasa inggris dan keterampilan lain, yang diberikan secara gratis kepada masyarakat,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh: