Jakarta, Aktual.com — Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menilai rencana bank sentral Amerika Serikat (the Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan merupakan kabar positif karena menandakan pertumbuhan ekonomi.

“Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan sebenarnya ‘good news’ karena itu menandakan perbaikan ekonomi yang akhirnya akan menarik ekonomi negara lainnya. Itu menjadi kunci pada tahun depan,” kata Direktur IBPA Wahyu Trenggono di Jakarta, Senin (23/11).

Menurut dia, Amerika Serikat merupakan salah satu lokomotif utama dunia dalam menopang pertumbuhan ekonomi global. Jadi, selama belum ada perbaikan ekonomi dari AS, perekonomian global masih akan melambat.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa membaiknya perekonomian AS serta rencana penaikan suku bunganya (Fed fund rate) akan mendorong dana modal asing keluar dari pasar surat utang atau obligasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Situasi itu tentu memberikan guncangan bagi pasar keuangan di dalam negeri. Kendati demikian, guncangan tidak akan berlangsung dalam waktu lama karena Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang positif,” katanya.

Wahyu Trenggono menyatakan optimistis langkah pemerintah untuk menjaga perekonomian Indonesia agar tetap tumbuh melalui paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pada tahun ini akan berdampak positif pada perekonomian domestik pada tahun 2016.

“Kita lihat angka inflasi tahun ini masih rasional dan tahun 2016 juga diprediksi masih terjaga. Kondisi itu yang akan menjaga pasar obligasi di dalam negeri,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Indonesia juga masih memiliki ‘yield’ surat utang atau obligasi yang cukup kompetitif. Dengan demikian, potensi investor asing untuk kembali masuk ke dalam negeri masih terbuka lebar.

“Indonesia akan mendapatkan perimbangan-perimbangan dana dari negara-negara yang ‘yield’ obligasinya negatif seperti di kawasan Eropa dan Jepang,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan