Jakarta, Aktual.com — Human Immunodeficiency Virus (HIV) memungkinkan terjadi juga pada anak kita. Hal tersebut, bisa disebabkan oleh anak yang tertular oleh ibu yang terinfeksi HIV ketika dalam kandungan. Jika hal demikian terjadi, Sedini mungkin sang ibu harus melakukan terapi Anti Retro Viral (ARV).
Dijelaskan oleh Tuti Surya Atmaja, Manager Program Yayasan Pelita Ilmu, bahwa pada beberapa kasus ibu hamil yang terinfeksi HIV, ketika mengonsumsi ARV akan mengalami reaksi alergi dan mual yang berlebihan.
“Salah satu contoh obat ARV seperti neviral dan duviral pada beberapa ibu hamil bisa menimbulkan efek seperti mual, pening, timbul kemerahan dan gatal, bahkan reaksi alergi, yang menyebabkan mual secara berlebih,” ujar Tika kepada Aktual.com, di Bumbu Desa Resto, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (24/11).
Oleh sebab itu, menurut Tika, penggunaan obat ARV khususnya pada ibu hamil, membutuhkan pendamping dan edukasi. Pendamping yang dimaksud yaitu, agar ibu hamil paham terhadap reaksi yang disebutkan di atas .
“Pendamping dan edukasi itu perlu agar ibu hamil paham dengan reaksi yang bisa muncul karena konsumsi ARV. Jika alergi tidak terlalu parah, masih biasa diatasi dengan obat anti-alergi. Namun, ketika efek alerginya terlalu parah, maka akan dicari kombinasi obat lainnya,” terang Tika kembali.
Tak hanya edukasi terhadap ibu yang diperlukan, lanjut Tika, namun edukasi terhadap pasangan dan keluarga juga dibutuhkan agar dapat terus memotivasi sang ibu hamil yang sedang berjuang melawan virus HIV tersebut.
“Kita yakinkan ke si ibu kalau ibunya sehat anaknya juga sehat karena istilahnya kan kita memang mau hentikan penyakit di ibunya. Lalu pertemuan antar ibu hamil bisa saling memberi motivasi, begitu juga dengan dukungan keluarga,” urai Tika menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: