Jakarta, Aktual.com — Ekonomi AS tumbuh sedikit lebih cepat dari perkiraan dalam beberapa bulan terakhir. Departemen Perdagangan mengatakan, ekonomi AS naik 2,1 persen dari perkiraan awal sebesar 1,5 persen pada periode Juli hingga September.
Tetapi perkembangan terbaru, mejadi penentu para pembuat kebijakan di bank sentral negara itu, untuk meningkatkan tingkat bunga acuan, ketika mereka bertemu bulan depan di Washington.
“Perlambatan permintaan luar negeri untuk barang AS, menghambat pertumbuhan ekonomi negara, dan Kongres perlu fokus pada pengeluaran domestik,” ujar Penasihat Ekonomi Gedung Putih Jason Furman dilansir dari VOA di Jakarta, Kamis (26/11).
Furman menyerukan anggota parlemen, untuk segera menyetujui rencana belanja pemerintah dan undang-undang konstruksi jalan raya, sementara Bank Ekspor-Impor, perlu membuat pinjaman kepada perusahaan asing yang ingin membeli produk AS.
Diketahui bahwa selama ini, The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan, yang membantu tarif pinjaman pemicu untuk bisnis dan konsumen, di dekat nol persen. Upaya tersebut untuk memacu pemulihan ekonomi AS dari resesi pada tahun 2008 dan 2009.
Analis memandang, yang bisa meningkatkan ekonomi AS sebesar 2,5 persen pada periode Oktober-to-Desember adalah, penurunan tajam harga minyak dunia, mendorong turunnya harga bensin, sehingga konsumen AS lebih banyak uang untuk dibelanjakan pada barang-barang lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka