Solo, Aktual.com – Sebagai kota tujuan wisata, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus melakukan penataan kawasan. Kali ini objek penataan dilakukan di kawasan pasar peninggalan Kolonial Belanda, yakni Pasar Gede Solo. Penataan ini juga bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan di kawasan itu.

Menurut Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo penataan ini meliputi kawasan pedestrian dan jalur lambat. Proyek penataan dimulai pertengahan lalu hingga saat ini sudah mencapai 70 persen. Artinya, akhir tahun ini penataan kawasan pedestrian selesai dilakukan.

“Penataan sudah kami lakukan secara maksimal. Targetnya 20 Desember bisa selesai,” ujar Subagiyo ketika ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/11).

Proyek penataan, lanjut Subagiyo merupakan tahap kedua. Sementara tahap pertama sudah selesai dikerjakan dengan anggaran dana mencapai Rp1,5 miliar. Tahap kedua ini, terang Subagiyo Pemko mendapatkan anggaran senilai Rp2,1 miliar.

“Penataan kawasan dalam Pasar Gede hanya tinggal membenahi bagian bawah saja,” ungkapnya.

Dijelaskan, konsep penataan Pasar Gede ini tidak mengalami perubahan. Hanya saja bagian depan pasar dimanfaatkan untuk galeri pasar. Lantai pertama digunakan untuk pedagang buah dan sayuran, sedangkan di lantai dua akan dibagi untuk beberapa kawasan.

Kemudian di sisi barat pasar untuk pedagang souvenir dan oleh-oleh, timur untuk toko kelontong dan kuliner dan tengah difungsikan sebagai hall dan area kuliner.

“Itu nanti (hall) mampu menampung sekitar 200 pedagang,” beber Subagiyo.

Seperti diketahui, mulai tahun 2016 kawasan Jalan Urip Sumoharjo depan Pasar Gede Solo akan diberlakukan sebagai kawasan bebas parkir kendaraan.

Artikel ini ditulis oleh: