Target Realisasi Investasi BKPM 2016 (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 130 investor Tiongkok antusias menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Tiongkok di Shanghai, yang merupakan ajang promosi investasi yang digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers tang diterima di Jakarta, Jumat (27/11), mengatakan investor potensial yang hadir dalam kegiatan tersebut 30 persen di atas dari target yang dicanangkan sebanyak 100 orang.

“Dari kegiatan forum bisnis, terlihat antusiasme yang tinggi dari peserta yang hadir. Beberapa pertanyaan yang disampaikan juga menunjukkan tingginya minat investasi dari investor Tiongkok,” katanya.

Menurut Franky, investor yang hadir terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak di beberapa sektor seperti industri pangan, pertambangan, perdagangan, manufaktur, mesin, energi, telekomunikasi, “solid waste water plant”, industri kemasan, konsultansi, dan industri logam.

Selain perusahaan-perusahaan Tiongkok, beberapa perwakilan BUMN juga hadir di antaranya Garuda Indonesia, Aneka Tambang dan Bank Mandiri.

Franky menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang signifikan dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan arus investasi dari Tiongkok.

“Dalam beberapa survei yang muncul, pusat pertumbuhan ekonomi memang mulai bergeser ke Asia Timur. Dari sisi investasi Tiongkok mulai menggeliat menyusul Jepang dan Korea Selatan yang telah mendominasi,” ujarnya.

Republik Rakyat Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas yang ditargetkan dapat merealisasikan investasinya di Indonesia.

Dalam periode Januari hingga September 2015, tercatat peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46 persen, yaitu senilai 13,9 miliar dolar AS yang sudah mendapatkan izin prinsip di Indonesia.

Sedangkan realisasi investasi Tiongkok mencapai 406 juta dolar AS dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek.

Sementara sepanjang lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66 persen per tahun, dari 174 juta dolar AS pada 2010 menjadi lebih dari 800 juta dolar AS pada 2014.

Ada pun sejak 2010, tercatat total rencana investasi senilai 36 miliar dolar AS dari Tiongkok yang sebagian besar belum direalisasikan.

Menurut Franky, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok sangat besar. Ia juga menyebut banyak hal yang bisa dikerjakan bersama, baik sebagai pemerintah maupun sebagai pelaku bisnis, untuk memajukan kesejahteraan kedua negara.

Tiongkok sendiri, lanjut Franky, telah menjadi mitra dagang utama Indonesia sejak 2010 dan beberapa tahun belakangan ini, kehadiran investasi Tiongkok semakin dirasakan di Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan oleh BKPM mendapat dukungan penuh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai.

Konsul Jenderal RI Shanghai Kenssy Dwi Ekaningsih menyampaikan kegiatan yang bersama oleh BKPM merupakan upaya pemerintah untuk melakukan diplomasi ekonomi di Tiongkok.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan