Semarang, Aktual.com — Sedikitnya 100 Pekerja Seks Komersial (PSK) dan kaum difabel dilibatkan untuk mengawasi kecurangan di TPS setempat pada Pilkada serentak di 21 wilayah kabupaten/ kota Jateng. Mereka mendapatkan materi sosialisasi pengawasan partisipatif selama satu hari  di Hotel Patrajasa Semarang, Minggu (29/11).

Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jawa Tengah, Teguh Purnomo mengatakan, keterlibatan PSK dalam tahap pengawasan pemilu diberikan training soal mekanisme pemilu.

“Jumlahnya ada seratusan orang. Mereka nanti akan digabung bersama kaum disabilitas mengikuti pembekalan pengawasan pemilu,” ujar Teguh.

Dikatakan, pelibatan PSK dalam pengawasan pemilu cukup penting, guna mendongkrak tingkat partisipasi masyarakat terhadap angka golput.

Ia menambahkan, para wanita tuna susila yang direkrut sebagai petugas pengawas pemilu berasal dari Kota Semarang dan sebagian Kota Solo.

“Yang jelas, mereka kami libatkan untuk memantau pelaksanaan pemungutan suara tanggal 9 Desember nanti,” tegasnya.

Menjelang bursa Pilkada serentak di Jawa Tengah, Bawaslu bersama KPU kabupaten/kota memang telah berulang kali merekrut sejumlah elemen masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan partisipatif di tiap TPS. Mereka berasal dari kaum marjinal, mahasiswa, PSK serta kaum disabilitas.

Di Semarang sendiri, Bawaslu telah merekrut anggota pengawas TPS dari kalangan mahasiswa PTN/PTS lokal macam Universitas 17 Agustus, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang dan hari ini lembaga pemilu itu merekrut pengawas dari Universitas Islam Sultan Agung serta Universitas Semarang untuk menjadi Mahasiswa Pengawas Pemilu (Mawaslu).

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan