Cianjur, Aktual.com – Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Cianjur, Jawa Barat dianggap belum bisa atasi persoalan tawuran pelajar yang kembali menelan korban jiwa.
Meskipun ancaman sanksi sudah akan diberlakukan ke sekolah yang siswanya terlibat tawuran. Yakni tidak bisa menerima siswa pada tahun ajaran baru nanti.
Kritik dilayangkan Ketua Komisi IV DPRD Cianjur, Sapturo. Menurut dia, meski aksi tawuran di Cianjur semakin kronis dan terus menelan korban jiwa, harusnya pihak Disdik Cianjur melakukan sosialisasi dan percobaan lebih dulu untuk sanksi itu.
“Sebelum menjatuhkan sanksi Disdik harusnya mensosialisasikan terlebih dahulu sekolah yang masih terlibat tawuran. Selama ini menurut kami disdik belum melakukan apa-apa dalam upaya mencegah terjadinya tawuran, meskipun wakil rakyat telah memberikan gambaran tentang sanksi yang dapat membuat jera,” kata dia di Cianjur, Minggu (29/11).
Selama ini, kata politisi Golkar itu, Disdik Cianjur tidak pernah turun langsung ke sekolah yang bermasalah untuk mencari solusi dan sanksi yang akan dijatuhkan. Dan banyak pihak sekolah yang tidak tahu kalau siswanya sering terlibat tawuran.
“Disdik tidak bisa menjatuhkan sanksi terhadap sekolah kalau tidak tahu akar permasalahannya apakah sekolah tahu tinggkah siswanya atau tidak. Untuk itu kami meminta Disdik turun langsung ke sekolah sebelum menjatuhkan hukuman,” kata dia.
Pihaknya berharap berbagai pihak di eksekutif dan legislatif serta institusi hukum, segera mencari solusi agar tidak ada lagi siswa yang terlibat tawuran di Cianjur. “Kita akan duduk satu meja agar ada solusi dan tidak ada lagi korban jiwa akibat tawuran,” katanya.
Sementara Kepala Disdik Cianjur, Cecep Alamsyah memastikan sekolah yang tidak bisa mengatasi tawuran dilarang untuk menerima siswa pada tahun ajaran baru, dimana hukuman tersebut dinilai paling pantas diberikan dibadingkan pencabutan ijin bagi sekolah.
Pihaknya menilai hukuman tersebut dianggap manusiawi agar pihak sekolah dapat melakukan pengawasan lebih ketat terhadap siswa didiknya. Meskipun sempat ada usulan agar ijin sekolah tersebut dicabut, namun pihaknya tidak sepaham karena akan merugikan siswa yang sudah mau tamat harus pindah ke sekolah lain.
“Kita memilih memberikan sanksi tersebut karena dinilai cukup manusiawi, dibandingkan dengan ijin yang dicabut karena banyak sekolah yang terlibat tawuran selama ini. Kami belum tahu berapa lama sekolah itu tidak diperbolehkan menerima siswa baru. Saat ini sifatnya masih fleksibel,” katanya.
Seperti diberitakan sejak satu bulan terakhir, dua nyawa siswa SMK di Cianjur, melayang akibat aksi tawuran yang terjadi. Bahkan terakhir kali Cecep siswa SMK Ar-Rahman, tewas setelah lehernya terkena lemparan pecahan kaca yang dilakukan dua orang siswa SMK PGRI 3 karena tidak terima teman mereka tewas dalam tawuran sebelumnya kedua tersangka telah ditahan Polres Cianjur.
Artikel ini ditulis oleh: