Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (27/11). Sudirman Said memaparkan perkembangan proyek-proyek bidang minyak dan gas di Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Harga gas di Indonesia berpotensi turun hingga 30%. Berkurangnya harga gas diyakini akan memacu pertumbuhan sektor hilir yang saat ini ada dan akan mengundang investasi baru bukan saja di hilir tapi juga secara langsung menggairahkan investasi di sektor hulu migas.

Terlebih, banyak pihak berpendapat bahwa harga gas di Indonesia tidak kompetitif jika dibandingkan industri serupa di berbagai negara.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian ESDM, kemarin (29/11).

“Tata kelola gas terus kita benahi dari waktu ke waktu agar lebih kondusif terhadap Industri. Kita akan terus mendorong agar harga gas bisa berkurang hingga 30%,” kata Sudirman.

Terkait Permen ESDM No. 37 tahun 2015, ia menegaskan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk menurunkan biaya transaksi, baik dari aspek pemangkasan rantai distribusi dan transportasi.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmadja Puja menambahkan, alokasi gas untuk trader hanya dapat diberikan kepada BUMN, BUMD dan Badan Usaha yang memiliki fasilitas dan hanya boleh dijual ke pengguna akhir.

“Dengan demikian trader gas berlapis-lapis yang membuat margin relatif tinggi dapat dihilangkan,” imbuh Wirat.

Penurunan harga gas hingga 30% akan didorong Pemerintah melalui langkah-langkah nyata. Dari sisi hulu penurunan harga gas dilakukan dengan mengurangi government take.

Di sisi midstream dan distribusi, penurunan harga akan dilakukan dengan menerapkan regulated margin sehingga biaya transmisi dan distribusi dapat diterapkan secara fair. Pembentukan badan penyangga gas nasional akan menjamin penyediaan dan penurunan harga gas, dengan sistem yang lebih sederhana.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan