Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja menerima Ketua BPK Harry Azhar Azis (ketiga kiri) beserta sejumlah Anggota BPK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/10). BPK menyampaikan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS) tahun 2015 kepada Presiden Joko Widodo yang berisi laporan diantaranya 10.154 temuan dan pemberian opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2014. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Surabaya, Aktual.com – Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Hariadi mengatakan kegaduhan yang dilakukan oleh para menteri di kabinet kerja diduga karena provokator orang-orang yang berada diatas menteri ini selain Presiden.

“Menteri yang bersangkut diprovokasi oleh pihak yang atas diatas menteri ini. Yang saya maksudkan ada orang selain presiden,” katanya saat dihubungi di Surabaya, Senin (30/11).

Oleh karenanya, sambung Hariadi, presiden merasa tidak nyaman dan mengetahui akan hal itu, sehingga wajar presiden marah dengan serius.

“Presiden sudah tidak nyaman dengan kegaduhan yang dimunculkan oleh para menteri ini,” sergahnya. (Baca: Pengamat: Kabinet Gaduh, Masing-masing Menteri Punya Kepentingan Sendiri).

Hariadi menjelaskan pula, bahwa hubungan presiden ini seperti hubungan patron klien. Dan masing – masing Klien mencoba mengambil hati patron atau dalam bahasa jawa yakni ‘ngatok’.

“Ngatok-nya para menteri atas dasar kepentingan yang dibawah oleh para menteri sendiri,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: