Yogyakarta, Aktual.com – Para sopir truk dan awak angkutan darat dianggap rawan tertular HIV/AIDS.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DI Yogyakarta Riswanto mengatakan dalam penanggulangan HIV/AIDS dikenal istilah kelompok 3 M (Man, Mobile with Money).
“Kelompok itu identik dengan kaum laki-laki yang memiliki pekerjaan jauh dari keluarga seperti para pelaut dan sopir angkutan jarak jauh,” ujar dia, di Yogyakarta, Senin (30/11).
Dengan pertimbangan itu, KPA DI Yogyakarta menjadikan kegiatan peringatan Hari AIDS Sedunia 2015 untuk memberi penyuluhan ke sektor transportasi.
“Sasaran kegiatannya para sopir dan awak angkutan darat perwakilan dari kabupaten dan kota di Yogyakarta,” kata Riswanto.
Para sopir truk dan kru angkutan darat itu bakal diikutsertakan di seminar bertema “Perilaku Sehat Awal Pencegahan HIV dan AIDS” yang akan digelar di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) DIY, Selasa (1/12).
“Dengan pemahaman yang benar tentang HIV dan AIDS diharapkan para pekerja di sektor transportasi seperti sopir dan kru angkutan lain dapat menikdaklanjuti dalam kegiatan konkret di lapangan,” katanya.
Menurut dia, hal itu bisa dimulai dari diri sendiri sebagai individu untuk berperilaku sehat dan menghindari perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV dan AIDS.
Perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV dan AIDS di antaranya adalah berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.
“Kami berharap perilaku hidup sehat itu tidak hanya menjadi tema peringatan Hari AIDS Sedunia 2015, tetapi informasi seputar penyehatan maupun penularan HIV dan AIDS tersebut dapat ditularkan kepada keluarga, teman, dan lingkungan para pekerja di sektor transportasi,” katanya.
Ia mengatakan jika pekerja maupun masyarakat merasa pernah melakukan perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV dan AIDS diharapkan agar tidak segan-segan untuk memeriksakan atau melakukan tes di layanan yang terdekat.
“Semakin awal mengetahui status kita, apakah tertular atau tidak, itu baik. Jika ternyata statusnya positif, maka bisa lebih awal dilakukan penanganan,” katanya.
Dituturkan dia, hingga September 2015, kasus HIV/AIDS yang terlaporkan Dinas Kesehatan DIY sejak 1993 sebanyak 3.146 kasus.
Dari angka tersebut, sebanyak 1.249 kasus sudah masuk fase AIDS. Sedangkan dari kelompok usia, lebih dari 60 persen adalah usia produktif 20-39 tahun.
Artikel ini ditulis oleh: