Petugas menerawang mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level Rp13.540 per dolar AS, melemah 0,91 persen atau 122 poin dari penutupan sebelumnya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Kepala riset NKHSI memperkirakan laju Rupiah di awal pekan tampaknya harus rela untuk tetap mendekam di zona merah seiring imbas melemahnya laju Euro terhadap laju USD. Sentimen yang sama dimana masih maraknya penilaian terhadap ECB yang akan melonggarkan pengetatan moneternya melalui stimulus moneter yang akan diluncurkan.

Sebaliknya, penguatan laju USD seiring ekspektasi akan kenaikan The Fed di bulan Desember ini. Tidak terasa nantinya pelaku pasar akan kembali mendengarkan view The Fed terkait naik maupun tidaknya Fed rate. Terpantau di awal pekan, laju EUR, GBP, CNY, CHF, JPY, dan beberapa lainnya masih mengalami pelemahan.

“Laju Rupiah diperkirakan masih kembali melanjutkan pelemahan seiring masih berlanjutnya apresiasi laju USD,” ujar Reza di Jakarta, Selasa (1/12).

Apalagi, lanjutnya, jelang rilis data-data makroekonomi dalam negeri yang sementara ini masih diekspektasikan akan mengalami pelemahan sehingga dapat memberikan sentimen negatif pada Rupiah.

“Laju Rupiah diperkirakan berada di bawah target support 13.765. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan berada di rentang Rp 13.855-13.825. Tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai akan masih adanya potensi pelemahan lanjutan,” pungkas Reza.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka