Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi (dari kiri) Dirut Bursa Efek Indoensia (BEI), Tito Sulistio (kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad dan jajaran direksi dan Bursa Efek Indonesia meninjau stand pameran industri pasar modal usai meresmikan Peluncuran Kampanye ‘Yuk Nabung Saham’ di gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Peluncuran ini sebagai bagian dari rangkaian acara Investor Summit and Capital Market Expo 2015 (ISCME 2015). AKTUAL/EKO S HILMAN

Surabaya, Aktual.com – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dengan tegas menolak rencana pembelian helikopter baru kepresidenan. JK beralasan bahwa lima unit helikopter kepresidenan Super Puma yang digunakan saat ini dibeli tahun 2012 dan kondisinya juga masih layak pakai.

“Nggak benar kalau heli super puma sudah tua. Itu tahun 2012 pembuatannya,” jelasnya kepada wartawan usai penganugerahan pendonor darah dan pelantikan PMI Jatim di gedung negara Grahadi Surabaya, Senin (30/11).

Menurut JK, setiap pembelian sesuatu, harus benar-benar jelas kegunaan dan peruntukannya untuk apa. Termasuk rencana pembelian AgustaWestland AW101 dari Italia. Hal itu dinilai penting, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

“Jangan sampai nanti terjadi skandal besar di Indonesia, seperti di India,” sergahnya.

JK kembali menegaskan akan mengevaluasi rencana pembelian helikopter tambahan untuk kepresidenan karena dinilai terlalu berlebihan. “Yang pasti akan kami evaluasi ulang, jangan berlebihan. Ini uang rakyat. Hati-hati lho pakai uang rakyat,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: