Jakarta, Aktual.com — Deklarasi penolakkan reklamasi pulau G oleh warga Muara Angke yang berprofesi sebagai nelayan mendapat aksi tandingan sekumpulan orang di depan gerbang masuk Green Bay.
Kepala Bidang Pengembangan Hukum dan Pembelaan Nelayan Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Martin Hadiwinata mengatakan, aksi tandingan tersebut merupakan pendemo bayaran. Pasalnya, pakaian yang dikenakan adalah pakaian security yang mengaku sebagai nelayan melalui spanduknya.
“Itu massa bayaran. Karena mereka apa namanya, security. Security dari green bay. Sudah pasti dia massa bayaran dan tidak independen lagi,” kata Martin, di Jakarta, Rabu (2/12).
Penghadangan tersebut dinilai sebagai upaya adu domba yanh dilakukan oleh pihak Green Bay terhadap warga Muara Angke.
“Greenbay sudah pasti adu domba masyarakat. Bagaimana kita lihat security begitu ngotot untuk membela, sedangkan buat merhatiin nelayan aja ngga pernah. Yang terjadi adalah ketidakadilan buat nelayan,” ujar Martin.
Hal itu dikuatkan oleh pernyataan Rohili (55), salah satu nelayan Muara Angke yang kesal dengan penghadangan tersebut.
“Mereka bukan nelayan. Saya nelayan asli disini dari tahun 1970. Boleh catet nama saya Rohili.
Itu orang darat bukan nelayan, itu orang dikasih amplop semua makanya mereka mau perang sama kita. Kita Ini pribadi, ga dikasih amplop. Kita dirugikan makanya kita aksi,” ucapnya marah.
Tudingan massa bayaran tersebut tidak dapat dijawab oleh massa yang menghadang nelayan warga Muara Angke.
Arif Hidayat, salah seorang yang memakai seragam security tersebut mengatakan jika dirinya tidak tahu menahu alasannya menghadang para nelayan tersebut.
“Saya ngga tahu menahu, saya cuma disuruh jaga dari atasan biar jangan pada masuk,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: