Nama Muslimah ini, Maryam Mirzakhani, mungkin tidak sepopuler penyanyi atau artis di Indonesia. Namun, dalam bidang keilmuannya, dia telah mencapai prestasi yang tidak kalah cemerlang, mungkin bahkan sangat cemerlang. Di banyak bagian dunia Islam, di mana peran kaum perempuan belum betul-betul menonjol, Maryam Mirzakhani adalah kekecualian.
Maryam Mirzakhani adalah matematikawan Iran dan dosen matematika di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Bidang penelitiannya meliputi teori Teichmüller, geometri hiperbolik, teori ergodik, dan geometri simplektik. Pada 2014, Mirzakhani menjadi wanita pertama, sekaligus orang Iran pertama, yang memenangkan Medali Fields. Setelah menunggu 78 tahun sejak pertama kali digelar, medali Fields yang dianggap padanan hadiah Nobel untuk matematika, akhirnya diraih seorang perempuan.
Mirzakhani meraih penghargaan ini untuk jasanya dalam studi tentang permukaan Riemann. Ada dua kontribusi terpenting Mirzakhani dalam hal ini. Pertama berhubungan dengan geodesik tertutup, yaitu garis-garis lurus tertutup pada permukaan.
Dengan menggunakan geodesik ini, volume ruang pada berbagai jenis permukaan Riemann dapat dihitung. Kedua berhubungan dengan teori sistem dinamik. Mirzakhani merumuskan lintasan pergerakan benda di atas permukaan Riemann, yang ternyata juga menghasilkan sebuah permukaan yang teratur.
Kontribusi Mirzakhani punya implikasi besar pada fisika teoritis dan matematika. Penentuan geodesik berguna pada teori dawai (string theory). Lintasan benda di atas permukaan berguna dalam teori sistem dinamik (Chaos). Penentuan volume dalam permukaan Riemann mungkin bisa dipakai suatu hari nanti untuk menghitung volume jagat raya.
Saat penganugerahan medali Fields untuk Mirzakhani, International Mathematical Union dalam siaran persnya menyatakan, ”Dia (Mirzakhani) adalah perpaduan antara teknik matematika yang andal, ambisi yang besar, visi yang jauh ke depan, dan rasa penasaran yang dalam. Ruang modulus (bagian dari permukaan Riemann) adalah dunia yang masih menunggu untuk dieksplorasi. Mirzakhani telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin dalam eksplorasi ini.” Presiden Iran Hassan Rouhani telah memberi ucapan selamat atas prestasi Mirzakhani.
Maryam Mirzakhani lahir di Teheran, Iran, pada Mei 1977. Ayahnya bernama Ahmad Mirzakhani. Maryam Mirzakhani mulai dikenal di dunia internasional setelah memenangkan medali emas di Olimpiade Matematika Internasional 1994 (Hong Kong) dan Olimpiade Matematika Internasional 1995 (Toronto). Di Olimpiade Toronto, ia merupakan siswi Iran pertama yang lolos dengan nilai sempurna.
Mirzakhani bersekolah di Farzanegan, National Organization for Development of Exceptional Talents (NODET), di Teheran. Pada 1999, ia mendapat gelar BSc di bidang matematika dari Universitas Teknologi Sharif, Teheran. Tahun 2004, ia mendapat gelar PhD dari Universitas Harvard di bawah bimbingan Curtis McMullen, salah satu pemenang Fields Medal. Pada tahun yang sama, ia menjadi peneliti di Clay Mathematics Institute dan dosen di Universitas Princeton.
Mirzakhani telah memberikan banyak sumbangan untuk teori ruang moduli permukaan Riemann. Pada penelitian awalnya, Mirzakhani menemukan rumus yang menyatakan volume suatu ruang moduli bergenus khas sebagai polinomial dalam jumlah komponen batas.
Temuan ini membuatnya mampu mendapatkan bukti baru untuk konjektur Edward Witten dan Martin Kontsevich mengenai bilangan irisan kelas tautologi di ruang moduli, serta rumus asimtot untuk mencari panjang geodesika tertutup yang sederhana pada permukaan hiperbola padat.
Penelitian selanjutnya berfokus pada dinamika Teichmüller di ruang moduli. Ia berhasil membuktikan konjektur lama yang menunjukkan bahwa alur gempa William Thurston di ruang Teichmüller bersifat ergodik.
Mirzakhani menikah dengan Jan Vondrak, seorang Ceko dan ilmuwan komputer teoritis yang bekerja di IBM Almaden Research Center. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Anahita Vondrakova. ***
Artikel ini ditulis oleh: