Jakarta, Aktual.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, meminta warga setempat untuk mewaspadai tanah longsor yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Warga harus waspada, karena ancaman bencana alam tanah longsor dapat kapan saja terjadi. Jangan sampai warga lengah, apalagi saat ini curah hujan yang turun di Kabupaten Rejanglebong sangat tinggi dan diperkirakan akan berlangsung sampai akhir tahun nanti,” kata Kepala BPBD Rejanglebong, Masdar Helmi saat berada di Pemkab Rejanglebong, Kamis (3/12).
Imbauan itu disampaikannya menyusul terjadinya bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara pada Kamis dini hari (3/12) sekitar pukul 01.00 WIB yang menimbun 18 warga dan diperkirakan semuanya tidak selamat.
Imbauan untuk mewaspadai kemungkinan tanah longsor ini sudah mereka sampaikan dalam bentuk tertulis yang ditujukan kepada 15 Camat di daerah itu, dimana para Camat ini selanjutnya meneruskan surat itu ke desa masing-masing.
Dari 15 kecamatan di Rejanglebong, tambah dia, setidaknya ada enam kecamatan yang dinilai rawan bencana tanah longsor diantaranya di sepanjang Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau mulai dari Kecamatan Sindang Kelingi hingga Kecamatan Padang Ulak Tanding.
Selanjutnya Kecamatan Curup Selatan, Kecamatan Bermani Ulu, Sindang Beliti Ilir dan Kecamatan Sindang Beliti Ulu.
Dari pantauan pihaknya beberapa hari ini dua kecamatan yakni di Kecamatan Sindang Kelingi berbatasan dengan Kecamatan Sindang Dataran. Kendati lokasi longsor berada di areal perbukitan, tetapi jika hujan turun tidak henti-henti berkemungkinan akan menimbun jalan raya dan pemukiman yang umumnya berada di kawasan perbukitan.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat bencana tanah longsor ini pihaknya telah menyiagakan 70 personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat (TRC) yang beranggotakan dari berbagai instansi terkait seperti TNI, Polri, dinas kesehatan, dinas pekerjaan umum, PMI, para camat dan pihak lainnya.
Jika hujan turun dalam dua hari berturut-turut kata dia, agar warga yang berdiam di dekat perbukitan baik yang berada di perkampungan atau kebun segera mengungsi. Hal ini penting supaya tidak jatuh korban jiwa seperti yang terjadi pada pada awal 2015 lalu yang memakan korban empat warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di wilayah Kecamatan Sindang Beliti Ilir.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu