Jakarta, Aktual.co — Kehadiran sejumlah situs bermuatan radikalisme dan terorisme, dianggap sudah lama meresahkan publik. Keberadaan situs-situs itu berpotensi mempengaruhi pikiran masyarakat.
“Jika dibiarkan, dikhawatirkan mengganggu proses kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan,” kata Imam Malik dari Center for Religious Studies and Nationalism Surya University (CRSN) kepadamedia, Jumat (3/4).
Menurut dia, sebaran paham radikalisme di masyarakat makin mengkhawatirkan karena sudah merasuki kalangan remaja. Terlebih, dia mengaku sudah melakukan survei terhadap 100 mahasiswa.
Dari hasil survei itu, sambung dia, yeng mencengangkan banyak dari mereka yang mengaku tidak pernah mengklarifikasi info keagamaan yang dia dapat. “Ini mengagetkan kami,” ujarnya.
Berdasrkan responden soal aktifitas mereka di dunia maya terkait info keagamaan. 85 persen responden yang mengaku mencari info itu lewatinternet dan menyatakan bahwa mereka tak pernah mencoba mengklarifikasi informasi yang mereka dapat.
Temuan itu radikalime dunia maya sudah sampai tahap membahayakan karena para penggunanya tak lagi melakukan penyaringan atas informasi yang masuk.
“Padahal mahasiswa yang notabene intelektual harus memiliki filter diri saat menerima info apapun termasuk keagamaan, sehingga dia bisa mencegah dirinya dipengaruhi radikalisme.”
Dalam kondisi ini dia berharap negara bertindak cepat dan tegas. Sikap itu dapat berupa tindakan menutup dan mencegah lahirnya kembali sejumlah situs yang mengajarkan radikalisme dan kekerasan agama.
“Ini sudah membahayakan, negara harus mengambil langkah mengakhiri kampanye radikal di dunia maya,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu














