Jakarta, Aktual.co — Pasca dinaikannya harga elpiji 12 Kg oleh Pertamina, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan bahwa penggunaan elpiji tersebut telah berkurang sebesar 30% dikarenakan terjadinya migrasi konsumen ke elpiji 3 kg.
“Itu setelah kenaikan beruntun ya, pengurangannya segitu. Dengan 30% yang hilang ini kan rata-rata semua hijrah ke elpij 3 kg. Sehingga kalau sekarang terjadi kelangkaan elpiji 3 kg, itu benar karena terambil dari elpiji 12 kg,” kata Tulus saat dihubungi wartawan, Jakarta, Jumat (3/4).
Ia menuturkan, jika masyarakat terus menerus melakukan migrasi secara besar-besaran maka yang akan terjadi adalah kelangkaan pada elpiji 3 kg. Pasalnya, harga elpiji 12 kg yang tidak terkendali saat ini membuat masyarakat bingung untuk membelinya sementara kebutuhan pokok lainnya juga makin mahal.
“Dengan perpindahan penggunaan dari sekarang fenomenanya begini, banyak orang yang beramai-ramai pindah ke elpiji 3 kg sehingga menimbulkan kelangkaan di elpiji 3 kg karena semua rata-rata meninggalkan elpiji 12 kg lantaran sudah mahal harganya,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada akhirnya, pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi kelangkaan akibat migrasi tadi.
“Jadi pemerintah menurut saya harus mengkoordinaksikan bagaimana elpiji 3 kg itu tidak semakin langka dan terpepet,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina telah menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg) sebesar Rp666,67 per kg atau sekitar Rp8.000 per tabung. Kenaikan harga tersebut dilakukan perseroan tanpa melalui tahapan publikasi terlebih dahulu. Dengan demikian, harga elpiji 12 kg yang sebelumnya Rp134.000 per tabung menjadi Rp142.000 per tabung.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, alasan pihaknya menaikan harga dikarenakan meruginya perseroan akibat harga BBM yang tidak mencapai harga keekonomian.
“Premium Jamali dan non-Jamali sesuai keterangan Dirjen Migas dihadapan Komisi VII kemarin masih minus Rp600 per liter. Kalau dikalikan 80 juta liter per hari jadi rugi berapa? Sedangkan untuk solar disebutkan impas, artinya Pertamina tidak mendapatkan apa-apa,” kata Bambang kepada wartawan, Jakarta, Rabu (1/3).
Untuk itu, lanjut Bambang, agar perseroan tidak mengalami kerugian yang sama, maka manajemen memutuskan untuk diam-diam menaikkan harga gas elpiji 12 kg.
“Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian yang sama maka diam-diam Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp666,67 per kg mulai hari ini,” tutup dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid















