Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lontarkan tudingan terhadap para nelayan yang berunjukrasa menolak reklamasi Teluk Jakarta.
Penolakan dari nelayan terhadap proyek reklamasi, disebutnya sebagai akibat hasutan pihak tertentu. Meskipun dia tidak menyebut pihak yang dimaksudnya.
Tidak hanya itu, Ahok juga anggap penolakan para nelayan dan masyarakat pesisir kental bernuansa politis. “Jadi ini orang ngomong politik. Nelayan yang dia omongi enggak mengerti masalah dihasut-hasut saja,” kata Ahok, di Jakarta, Jumat (4/12).
Ahok bahkan yakin betul kalau proyek reklamasi tidak berdampak terhadap para nelayan Teluk Jakarta. “Sebetulnya enggak ada masyarakat yang kena dampak reklamasi,” kata dia.
Deretan dalih pembelaan kembali dia lontarkan atas proyek reklamasi.
Tutur Ahok, kawasan Teluk Jakarta sudah tercemar zat beracun sejak 20 tahun yang lalu. Sehingga dia tidak terima jika ada yang menyebut laut Jakarta tercemar karena proyek reklamasi. “Itu tidak benar. Buktinya, kerang hijau dari Jakarta Utara sudah terkontaminasi zat beracun sejak dahulu,” kata dia.
Dia pun ambil contoh lain, kerang hijau. Kata Ahok, kerang hijau di Teluk JAkarta sudah terkontaminasi pencemaran. Dengan logika Ahok, maka dari itu proyek reklamasi harus dilakukan agar Teluk Jakarta tidak lagi tercemar.
Untuk alasan payung hukum pun dia kembali menyebut Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1995 yang mengacu pada Keputusan Presiden Tahun 1995.
Diketahui, pada hari Rabu (2/12) lalu, nelayan Muara Angke mendeklarasikan penolakan terhadap proses reklamasi di Pulau G yang dikerjakan pengembang PT Muara Wisesa (MWS), yang tak lain merupakan anak perusahaan Agung Podomoro.
Dalam aksinya, warga melakukan longmarch dari Lapangan Sepak Bola Muara Angke menuju Mall Green Bay yang juga milik Agung Podomoro. Para nelayan berunjukrasa menolak reklamasi lantaran proyek itu berdampak buruk terhadap mata pencaharian mereka.
Martin Hadiwinata dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), mengatakan proses reklamasi menyebabkan pendangkalan sedimentasi laut. Laut, ujar dia, punya kemampuan mem-flushing air sungai yang masuk.
“Kalau ada reklamasi nanti laut tidak punya lagi kemampuan tersebut. Dan reklamasi sendiri dalam proses pembangunannya banyak terjadi pencemaran,” ucap Martin kepada Aktual.com, Rabu (2/12).
Penolakan atas proyek reklamasi, ditegaskan dia, merupakan deklarasi dari masyarakat Muara Angke terhadap perampasan ruang hidup mereka.
Artikel ini ditulis oleh: