Jakarta, Aktual.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang tinggal menghitung hari, dirasakan sepi-sepi saja oleh Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Didik Supriyanto.
Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan pelaksanaan tahapan Pilkada serentak 9 Desember 2015 ini terasa sepi, salah satunya karena kewenangan dari Bupati dan Wali Kota terbatas.
“Salah satu penyebabnya adalah kewenangan kekuasaan Bupati dan Wali Kota yang terbatas. Sehingga upaya untuk izin dan lainnya tidak dapat menarik minat investor,” ujarnya dalam diskusi Pilkada Klimaks atau Anti Klimaks di Jakarta Pusat, Sabtu (5/12).
Didik juga menambahkan, faktor lain penyebab sepinya pesta demokrasi serentak adalah karena sepi kampanye. Pasalnya, Saat ini, tahapan kampanye para calon kepala daerah dibiayai oleh negara. Sehingga kampanye hanya sebentuk pertemuan terbatas dan mengelilingi kampung.
Didik juga menuturkan terkait cukong-cukong yang biasanya membiayai kepala daerah, memiliki dana terbatas. Sehingga hanya mampu membiayai para calon alakadarnya saja.
“Dia (cukong) tahu Bupati dan Wali Kota kewenangannya tidak banyak. Makanya hampir semua pasangan calon sulit melakukan kampanye, karena mereka (cukong) tidak punya duit,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: