Balikpapan, Aktual.com – Uang sebesar Rp306 juta tandas demi gelar debat publik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur di sebuah hotel, Sabtu (5/12) kemarin.

Ketua KPU Kota Balikpapan, Noor Thoha, bahkan mengaku sebenarnya kalau anggarannya lebih besar ingin acara debat publik itu diliput televisi nasional. Namun karena anggarannya terbatas, acara debat hanya disiarkan televisi lokal, Balikpapan TV (BTV).

Kata Thoha, anggaran paling banyak terserap untuk pembayaran honorarium dan kebutuhan logistik. “Saya tidak hafal nominalnya, namun dari keseluruhan anggaran itu paling banyak diserap untuk pembayaran honorarium dan logistik,” kata Thoha, usai acara, Sabtu (5/12).

Terkait acara itu sendiri, moderator Refly Harun berpendapat debat yang mengalir dan tidak kaku akan menunjukkan bagaimana para pasangan calon itu sebenarnya.

“Kalau kaku nantinya seperti tanya jawab. Kan teman-teman melihat saat sesi tanya jawab di antara mereka, debatnya berlangsung sebenarnya,” kata Refly.

Kendati demikian, dia menganggap pasangan calon terkadang kurang fokus pada pertanyaan. Saat diminta menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang diajukan, ada saja pasangan calon yang masih memprovokasi.

“Ya memang dari pasangan ada yang tidak bisa membedakan antara pertanyaan, kadang ditanya hal detail malah memprovokasi lagi. Tapi wajar dalam sebuah debat karena yang penting dalam debat bukan bisa menjawab pertanyaan, tapi bagaimana bisa menarik simpati publik, jadi metodenya bisa macam-macam,” ujarnya.

Menurutnya, debat tidak merepresentasikan bahwa yang pintar berdebat itu banyak pendukungnya, bisa juga sebaliknya. Namun debat ini juga merupakan kesempatan mencari pendukung.

“Karena masyarakat itu berbeda-beda segmennya, ada yang untuk penarik simpatinya harus dengan turun ke bawah, ada pula yang melalui debat, dan ada pula yang melalui visi misi,” pungkas Refly.

Artikel ini ditulis oleh: