Jakarta, Aktual.com — Bicara tentang doa, tentunya berdoa memiliki tatacara yang harus diterapkan. Seperti, hendaklah berdoa diiringi kesabaran, bersungguh-sungguh, tidak tergesa-gesa dan dengan suara yang lemah lembut (tenang).
Berdoa seperti hal di atas yaitu, cara berdoa yang dicontohkan oleh Nabi Zakaria As.
Doa merupakan sesuatu yang disyariatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya:
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Q.S Ghafir: 60).
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah SWT (dengan berdoa), maka Allah SWT marah kepadanya.”
Jelas hal tersebut menjadi sebuah pembeda antara Allah SWT dengan makhluk-Nya. Bila seorang manusia terus menurus dipinta, ia akan balik marah. Namun, jika Allah SWT tak dipinta, justru Ia akan marah.
Sekedar informasi, Nabi Zakaria merupakan seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT, yang tidak memiliki keturunan hingga usia telah senja. Lantaran istrinya mandul.
Sebenarnya sejak memasuki gerbang pernikahan Beliau sudah mendambakan kehadiran seorang putera. Tapi apa daya hingga rambutnya beruban, tulang belulangnya melemah, keinginannya belum juga terwujud.
Namun demikian, Nabi Zakaria tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa. Ia yakin, sekalipun istrinya juga telah tua renta bahkan seorang yang mandul, jika Allah SWT menghendaki, niscaya mereka juga akan dikaruniai anak.
Hingga pada suatu hari, masuklah Nabi Zakaria menemui keponakannya, Maryam, yang selalu menyepi dalam mihrab (tempat salat). Beliau mendapati buah-buahan musim panas di kamar Maryam, padahal saat itu tengah musim hujan.
Nabi Zakaria terheran sekaligus terkejut. Sebab, setahunya Maryam sepanjang waktu selalu bersujud kepada Allah SWT dan tidak diperbolehkan seorang pun masuk kecuali ia dan Maryam.
Karena heran, ia tak tahan untuk tak bertanya.
“Dari mana kau mendapatkan semua rezeki ini?”tanya Nabi Zakaria dengan nada heran.
“Dari Allah SWT,” jawab Maryam. “Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendakin-Nya,” sambung Maryam.
Hati Nabi Zakaria merasa dipenuhi keyakinan yang tinggi, bahwa Allah Maha Kuasa, tiada yang mustahil bagi-Nya.
Tapi sebenarnya ada kehawatiran yang berlebih di hati Nabi Zakaria, ia menghawatirkan siapa yang akan menggantikan dakwah sepeninggalannya kelak.
Sehingga walaupun keadaannya seperti itu, Nabi Zakaria tetap menyimpan keinginan untuk memiliki keturunan yang akan mewarisi keilmuannya, pun yang akan meneruskan perjuangannya menyerukan jalan Tuhan (kebenaran).
Nabi Zakaria pun kembali berdoa memohon dikaruniai seorang putera. Ia begitu sabar meminta walaupun sadar bahwa menurut tradisi hal seperti itu sulit untuk terjadi. Tapi berkat kesabaran, keyakinan, dan kesungguhannya, Allah SWT mengabulkan doanya.
Atas kuasa Allah SWT, Nabi Yahya pun kemudian terlahir dari rahim istrinya. Ini bukti nyata bahwa doa mampu mewujudkan sesuatu yang tidak mungkin dimata manusia. (Sumber: Nahdlatul Ulama).
Artikel ini ditulis oleh: