Jakarta, Aktual.com — Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat mencokok sembilan sopir angkutan kota di Padang, karena hasil tes urine mereka menunjukkan hasil positif mengandung narkotika.
“Dari razia gabungan yang kami lakukan di Terminal Lubuk Buaya, dan Terminal Koto Lalang, dari 65 urine sopir angkot yang diperiksa, sembilan diantaranya positif mengandung narkotika,” kata Kepala BNNP Sumbar, Mohammad Ali Azhar dalam konferensi pers yang digelar usi razia di Padang, Senin (7/12).
Sopir itu, lanjutnya, adalah angkot jurusan Lubuk Buaya-Pasar Raya, dan Indarung-Pasar Raya. Para sopir selanjutnya akan menjalani proses rehabilitasi. “Dalam razia kami tidak menemukan narkoba. Oleh karena urine kesembilan sopir itu positif, mereka akan dilakukan rehabilitasi,” ujarnya.
Dari sembilan sopir angkot tersebut, lima sopir diantaranya positif menggunakan ganja, dan empat lainnya sabu. Dia juga mengatakan, dengan rehabilitasi diharapkan para sopir itu tidak mengulangi kembali perbuatannya mengonsumsi barang haram itu.
Dimana sesuai aturan ada kesempatan dua kali rehabilitasi bagi pecandu, sebelum berujung pidana. Meskipun tidak tertutup kemungkinan hakim kemudian menjatuhkan vonis untuk dilakukan rehabilitasi lagi.
Dia menjelaskan, razia gabungan itu sengaja digelar karena banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai sikap para sopir angkot yang ugal-ugalan. “Kami kemudian mengambil insiatif mengadakan razia, karena dikhawatirkan sikap itu muncul dari konsumsi barang terlarang. Ternyata memang ada,” ujar dia.
Dia mengungkapkan, rata-rata usia para sopir yang diamankan itu berusia 20-29 tahun. Sembilan sopir itu juga dilarang untuk mengemudikan angkot selama proses rehabilitasi berjalan. Razia gabungan itu melibatkan BNNP Sumbar, Dinas Kesehatan Kota Padang, Dinas Perhubungan dan Informatika Kota Padang, dan Kepolisian Sektor Koto Tangah. Razia sopir angkot itu telah dilakukan beberapa kali.
Pada bagian lain, sepanjang 2015 pihak BNNP Sumbar telah melakukan rehabilitasi kepada 919 pecandu. 37 di antaranya adalah pelajar atau mahasiswa. Saat diwawancarai, salah satu sopir DK (27), mengaku menyesali perbuatannya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu