Jakarta, Aktual.co — Pertemuan Bisnis Asia-Afrika (Asia Africa Business Summit/AABS), yang merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Asia-Afrika, akan membahas pembentukan Dewan Bisnis Asia-Afrika.
Ketua Pelaksana AABS Noke Kiroyan di Jakarta, Kamis (2/4) mengatakan, tujuan pembentukan “Asia Africa Business Council” (Dewan Bisnis Asia-Afrika) itu adalah untuk membentuk suatu media yang dapat meningkatkan hubungan bisnis di antara negara-negara Asia dan Afrika.
“Tujuan dibentuknya ‘Asia Africa Business Council’ ini karena mengacu pada AABS pertama, dimana disepakati tiap dua tahun sekali untuk melakukan konferensi bisnis antara negara-negara Asia Afrika, dan itu pun belum terlaksana,” kata dia.
“Jadi, kami mengharapkan melalui ‘council’ ini ada pertemuan bisnis setahun sekali,” lanjut dia.
Noke, yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menyebutkan bahwa Dewan Bisnis Asia-Afrika itu nantinya akan fokus pada dua hal, yaitu perdagangan dan Usaha Kecil Masyarakat (UKM).
Dia mengatakan perdagangan sangat penting untuk menjadi salah satu prioritas dalam Dewan Bisnis Asia Afrika itu karena ada peluang besar untuk meningkatkan volume perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Dia menyebutkan volume perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika hanya mencapai 11 miliar dolar AS per tahun.
“Itu angka yang rendah tetapi suatu peluang yang besar juga bagi Indonesia dan negara Afrika. Jadi, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan volume perdagangan antara Indonesia dan negara Afrika,” tutur dia.
Terkait fokus terhadap UKM dalam Dewan Bisnis Asia Afrika, menurut Noke, seluruh negara Asia Afrika yang terlibat harus terlebih dahulu menyamakan persepsi tentang UKM sebelum menggiatkan kerja sama di bidang itu.
“Satu hal yang harus diselesaikan dulu adalah sebuah ‘common ground’ (kesamaan) tentang apa sebenarnya yang dianggap sebagai UKM di masing-masing negara. Kadang-kadang halnya sama tetapi sisi pandangnya berbeda, maka dalam hal ini kita harus samakan persepsi,” kata dia.
Namun demikian, Noke mengatakan pembentukan Dewan Bisnis Asia Afrika itu masih akan dibahas, tidak hanya pada AABS, tetapi juga selama enam bulan ke depan. Pembahasan itu untuk menentukan bentuk struktur dari dewan bisnis tersebut.
“Dalam enam bulan pertama akan diputuskan bentuk ‘council’ ini. Indonesia tentu tidak mau seolah-olah memonopoli, maka kita belum mau dulu menyusun terlalu ketat,” ujar dia.
Pertemuan Bisnis Asia Afrika akan dilaksanakan di Jakarta pada 21-22 April 2015. Pertemuan itu dilaksanakan atas kerja sama antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Menurut Noke, pertemuan bisnis tersebut akan dihadiri 400 peserta yang terdiri dari 200 peserta asal Indonesia dan 200 peserta dari negara-negara Asia dan Afrika.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















