Medan, Aktual.co — Terkait Benteng-benteng peninggalan Jepang di wilayah Sibolga, Sumatera Utara,  Pasintel Lanal Sibolga Kapten Laut (E) Arief S melalui Doy Wijaya,  anggota Sekretariat Lanal Sibolga mengatakan seharusnya memang ada upaya melindungi situs sejarah itu. Pihaknya sendiri, lanjut Doy, beberapa tahun lalu pernah berencana menjadikan Benteng-benteng di Bukit Ketapang itu sebagai pos.

“Sisi itu justru tidak bisa dilihat bangsa kita sendiri, tidak diperkuat, benteng itu sebetulnya bisa dimanfaatkan. Pernah ada ide menjadikan benteng itu sebagai Pos, ya tiga tahun lalu. Tapi sekarang tidak ada denyut-denyut itu lagi. Ya memang membutuhkan antusiasme berbagai pihak, ‘Sense of Responsibility’,” kata Doy.

Doy mengungkapkan, jika dilakukan penggalian atau penelitian lebih jauh terhadap Benteng-Benteng itu, bukan tidak mungkin sejumlah fakta sejarah baru soal kehadiran Jepang di Sibolga akan terungkap.

Misalnya apakah Benteng-Benteng itu terhubung oleh terowongan, sebagaimana lazimnya Benteng milik Jepang. Atau juga soal apakah masih terdapat sisa persenjataan perang yang ditinggalkan Jepang saat meninggalkan Sibolga.

“Soal terowongan, masih misterius. Saya yakin pemerintah Jepang tahu dimana letak-letak persenjataan mereka di Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia. Tapi ya sampai sekarang tidak terkuak,” tukas Doy.

Tak heran, lanjut Doy, belum adanya penelitian lebih jauh soal Benteng-Benteng itu menjadikan sejumlah fakta belum terungkap hingga saat ini.  

“Status pangkalan angkatan di Sibolga termasuk pemimpin armada tidak belum diketahui. Sangat minim disini sumber-sumber itu, dan pelaku sejarah sudah banyak meninggal dan sangat sedikit penggalian soal itu,” katanya lagi.

Soal usulan untuk menjadikan Benteng-Benteng Ketapang sebagai cagar Budaya, Doy mengapresiasi niatan itu. Menurutnya, tak hanya soal kelestarian sejarah, namun keberadaan Benteng dapat membantu mengalihkan kecenderungan buruk generasi muda.

“Sangat antusias sekali, karena dari segi kekokohannya kuat sekali, padahal sudah digerus oleh waktu, kualitasnya sangat kuat. Ya termasuk juga generasi muda, selama ini mencari rekreasi ke tempat yang agak ‘miring’, siapa tau dengan adanya monumen-monumen itu bisa mengalihkan kecenderungan buruk itu, sadar cinta tanah air,” tandasnya. (Bersambung…….)

Artikel ini ditulis oleh: