Jakarta, Aktual.com — Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jerry Sumampouw memberikan lima catatan yang perlu dikemukakan terhadap pelaksanaan Pilkada serentak 2015 pada Rabu (9/12).
“Pilkada serentak 2015 secara umum berjalan baik, lancar, dan aman. Tak ada persoalan dan gangguan yang cukup menonjol yang menghalangi pelaksanaannya,” kata Jerry, di Jakarta, Kamis (10/12).
Menurutnya, rakyat di 264 daerah yang tersebar di hampir seluruh Indonesia telah memberikan hak pilihnya dengan baik, gembira, dan suka cita.
“Tentunya ada juga persoalan tetapi tak mengganggu jalan pemungutan suara di TPS,” katanya.
Namun demikian, ada beberapa catatan yg perlu dikemukakan terhadap pelaksanaan Pilkada tersebut.
Pertama, kata Jeirry, Pilkada ternodai oleh ditundanya lima daerah karena persoalan yang bersumber pada pencalonan, khususnya masalah hukum yang dialami oleh pasangan calon di mana berbuntut panjang sampai gugatan pengadilan dan putusan PT Tata Usaha Negara (TUN)
“Akibatnya Pilkada serentak 2015 ini menjadi tak serentak. Kita masih menunggu kapan Pilkada di lima daerah tersebut akan dilaksanakan,” tuturnya.
Kedua, partisipasi pemilih diprediksi tak terlalu menggembirakan, bahkan cenderung rendah. Dalam pantauan secara umum, kelihatannya angkanya tak lebih dari 60 persen, padahal target KPU dan pemerintah ada di angka 70 persen.
“Contohnya, seperti di Kota Surabaya saja yang memiliki pasangan calon (paslon) favorit seperti Risma-Wisnu, angka partisipasinya tak lebih dari 50 persen. Namun demikian, kita masih menunggu hasil akhirnya nanti,” ujarnya.
Selanjutnya yang ketiga, paslon petahana menang di hampir semua daerah di mana mereka menjadi paslon. Hal ini sesuai dengan hasil hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei.
“Jadi, Pilkada serentak ini merupakan milik para paslon pertahana. Bahkan, perolehan suaranya jauh melebihi lawan-lawannya seperti di Kota Tangerang Selatan, Surabaya, Kabupaten Siak Sulawesi Tengah, dan lain-lain,” ucap Jeirry.
Kemudian, masih marak terjadinya politik uang. “Di sana-sini masih ditemukan praktik politik uang yang dilakukan oleh tim sukses paslon di beberapa daerah. Ini tentu membuat kualitas hasil Pilkada ini mengalami penurunan,” katanya.
Terakhir, sesuai info Bawaslu RI, ada beberapa daerah yang harus mengalami pemungutan suara ulang karena ada pelanggaran ketika pemungutan suara seperti pemilih mencoblos dua kali, pemilih yang bukan warga daerah tersebut memilih, dan lain sebagainya.
Artikel ini ditulis oleh: