Jakarta, Aktual.co — Hingga kini, film ‘Titanic’ yang diperankan oleh aktris, Kate Winslet serta aktor Leonardo de Caprio masih sering ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta.
Film yang dibalut kisah percintaan di sebuah kapal super Britania Raya ini juga menceritakan tentang kisah perjalanan tenggelamnya kapal Titanic di Samudra Atlantik Utara, pada 15 April 1912, yang disebabkan karena menabrak Gunung Es, dari Southampton, Inggris menuju ke kota New York.
Kisah yang terjadi di sepanjang bulan April 1912 ini pun akhirnya tercatat dalam sejarah dunia sebagai musibah internasional.
Bercerita tentang kapal super Britania. RMS Titanic merupakan sebuah kapal penumpang super Britania Raya.
Bedasarkan catatan sejarah tenggelamnya Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dalam salah satu bencana Maritim masa damai ‘paling mematikan’ sepanjang sejarah dunia.
Sekilas tentang Titanic yang merupakan kapal terbesar di dunia tersebut adalah satu dari tiga kapal Samudra kelas Olympic dioperasikan oleh White Star Line. Kapal ini dibangun pada 1909 hingga 1911 silam oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast dan Titanic, yang mampu mengangkut sebanyak 2.224 penumpang.
Dalam musibah internasional tersebut, para penumpangnya yang terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia dan penumpang yang jumlahnya lebih dari seribu imigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang ingin mencari kehidupan baru di kawasan Amerika Utara.
Sebelum melakukan perjalanan perdananya, kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal pada masa itu.
Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh. Namun sayang, Titanic tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal.
Sebab regulasi keamanan laut yang sudah kuno. Sekoci yang dimiliki Titanic saat itu hanya dapat menampung 1.178 penumpang. Di mana jumlah ini hanya sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912, Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia. Sebelum berlayar ke barat menuju New York. Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di Selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah Gunung Es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3).
Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap airnya.
Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan dunia atas jumlah korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang terjadi serta sekoci dan alat kelengkapan penyelamatan lainnya yang tidak memadai.
Sementara itu, penyelidikan publik di Britania dan Amerika Serikat mendorong perbaikan besar-besaran keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih mengatur keselamatan laut sampai sekarang.
Ironisnya, banyak korban selamat. Namun demikian, kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda, dan membuat penumpang yang selamat itu akhirnya menjadi miskin karena harus kehilangan sumber nafkah utamanya.
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan hancur di kedalaman 12,415 feet (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia.
Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah. Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu peringatan.
Artikel ini ditulis oleh:
















