Jakarta, Aktual.com — Harga minyak pulih sedikit pada perdagangan Selasa (15/12) pagi WIB, dari serangkaian penurunan yang mendorong harga mendekati posisi terendah tujuh tahun karena investor khawatir tentang kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 69 sen menjadi berakhir pada 36,31 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk Januari, patokan global, turun hanya satu sen menjadi ditutup pada 37,92 dolar AS per barel di perdagangan London.

Ted Sloup dari iiTrader.com menyebut pergerakan pasar Senin “sebuah koreksi sehat” di pasar yang secara teknis kelebihan jual.

Tetapi, ia mengatakan, “secara keseluruhan pasar masih sangat bearish” karena investor terus khawatir tentang kelebihan pasokan global.

Setelah jatuh selama enam sesi berturut-turut, harga minyak berakhir pada Jumat dengan WTI pada titik terendah sejak Februari 2009 dan Brent turun ke tingkat yang terakhir terlihat di tengah krisis keuangan global 2008.

Sloup mengatakan bahwa investor juga yang menunjukkan kehati-hatian menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu, diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan federal funds untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade dan mungkin memperkuat dolar. Minyak mentah dihargakan dalam mata uang AS.

Tim Evans dari Citi Futures menunjukkan bahwa perjanjian iklim penting yang dicapai selama akhir pekan lalu di Paris oleh 195 negara diperkirakan akan menekan pasar dalam jangka panjang.

“Penilaian yang lebih rinci akan menyusul dalam beberapa minggu dan bulan-bulan mendatang, tapi dampak bersih, kami pikir, lebih lanjut akan menjadi peredam bertahap pertumbuhan permintaan minyak global selama beberapa dekade daripada langsung merivisi turun untuk konsumsi 2016,” kata Evans.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan