Jakarta, Aktual.com – Masyarakat Jakarta diimbau berperan aktif menjaga Teluk Jakarta. Jika tidak, itu sama saja tidak perduli jika pasokan cadangan pangan dari perikanan berkurang. Pendapat itu disampaikan Ketua Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik.

Tutur dia, kualitas Teluk Jakarta menentukan pasokan pangan dan kualitas pangan. Kalau masyarakat Jakarta tidak bisa menjaga Teluk Jakarta dan membiarkan airnya terus dikotori, menurut Riza, “Berarti kita membiarkan cadangan pangan kita mengalami pengurangan.”

Tantangan dunia ke depan, kata dia, adalah perubahan iklim. Yang akan berdampak pada berkurangnya cadangan sumber daya ikan hingga 10 persen di seluruh dunia.

Untuk mencegah itu, menurut Riza ada dua solusi. Pertama: memperkuat budidaya hasil perikanan. Kedua: dengan menjaga lautnya. “Kalau kita tidak segera menjaga laut kita ini, maka itu mengindikasikan bahwa pada proporsi tertentu kebutuhan pangan akan terganggu,” ujar dia, kepada Aktual.com, beberapa hari lalu di Depok.

Terkait proyek reklamasi Teluk Jakarta, menurutnya itu justru sebuah langkah pemborosan yang dampaknya tidak baik bagi ekosistem di sana. Ketimbang hamburkan uang untuk mereklamasi di Teluk Jakarta, dan tentunya ada uang APBD DKI yang terpakai untuk menghidupnya, Riza sarankan lebih baik dipakai untuk pemulihan ekosistem.

Menyelamatkan Teluk Jakarta, kata dia, itu sama saja menyelamatkan kepentingan orang Jakarta seluruhnya dari perdagangan, pariwisata dan lain-lain. “Karena saya masih sangat percaya kalau kualitas laut baik maka ekonomi rakyat Jakarta akan baik,” kata dia.

Tutur dia, banyak penelitian menunjukan ketika ekosistem mangrove (bakau) hancur maka saat itulah kemiskinan masyarakat tinggi. Bukan itu saja. Masyarakat pun jadi rentan bencana dan rendah kualitas hidupnya. Sebaliknya, bila ekosistem baik, maka saat itulah kesejahteraan rakyat ada.

Nelayan, diakuinya ikut jadi aktor penting dalam penguatan kebutuhan protein hewani bersumber dari ikan. “54 persen dari pemenuhan kebutuhan protein hewani bangsa kita itui bersumber dari ikan,” ucap dia.

Sedikitnya ada 16 juta orang, ujar dia, yang bekerja di sektor perikanan. Baik sebagai nelayan, pembudidaya, pengolah atau pun penjual. Artinya, mereka sangat bergantung pada aktivitas ekonomi di sektor perikanan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: