Jakarta, Aktual.com — PT PLN (Persero) bersama enam Bank dalam negeri telah menandatangani perjanjian kredit investasi PLN untuk mendukung pengerjaan proyek kelistrikan 35 ribu MW.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Sementara dari pihak bank, penandatanganan dilakukan oleh Direktur Kelembagaan BUMN BRI Kuswiyoto, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, Direktur Bisnis Banking BNI Herry Sidharta, Direktur Bank BCA Dhalia M. Ariotedjo, Direktur Pelaksana III Indonesia Exim Bank Basuki Setyadjid, dan Direktur Financing & Investment PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) Edwin Syahruzad.

Perjanjian ini bertujuan untuk mendanai kebutuhan pembiayaan perusahaan (corporate loan) untuk investasi sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2015 dan sisa investasi dalam RKAP tahun 2015.

Dalam perjanjian, keenam Bank ini akan memberikan plafond kredit sebesar Rp 12 triliun dengan tenor pinjaman selama 10 tahun sejak penandatanganan perjanjian, termasuk masa tenggang 3 tahun. Kredit ini akan disalurkan untuk membiayai investasi PLN di semua fungsi, mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga fungsi pendukung.

”Pada kesempatan ini, kembali kita membuktikan kesolidan kita sebagai komponen bangsa, dalam memberikan bukti nyata untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia,” kata Sofyan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (18/12).

Sofyan berharap perjanjian ini menjadi awal yang positif bagi PLN dan perbankan tanah air, mengingat potensi bisnis PLN yang sangat besar, terutama untuk lima tahun ke depan.

Selain penandatanganan perjanjian corporate loan, PLN juga melakukan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi untuk mendanai 85% nilai proyek PLTU Teluk Balikpapan (Kalimantan Timur) dengan BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Indonesia Eximbank. Untuk perjanjian ini, pemerintah memberikan jaminan penuh terhadap pembayaran kewajiban PLN kepada perbankan yang menyediakan pendanaan atau kredit.

Sebegai informasi, PLTU Kaltim 2 x 110 MW termasuk dalam Program Percepatan Tahap I atau Fast Track I (FTP I). Progres konstruksi PLTU yang dibangun oleh kontraktor Adhi Karya dan Shinohydro ini sudah berjalan 95 persen. Untuk mempercepat penyelesaian proyek ini, keempat Bank akan memberikan plafond kredit sebesar Rp 2,45 triliun dengan tenor pinjaman selama 10 tahun sejak penandatanganan perjanjian, termasuk masa tenggang 3 tahun.

Sofyan menegaskan bahwa PLN akan terus membuka peluang kerjasama bagi perbankan dalam negeri, mengingat kebutuhan listrik yang begitu besar, perkembangan masyarakat dan tuntutan pemerintah untuk mensejahterakan Indonesia, membutuhkan pembiayaan yang besar.

“Kami berterima kasih dan sangat bangga dapat berbisnis dan selalu menunjang bisnis PLN. Semoga tahun 2022, 99 persen mungkin 100 persen Indonesia sudah terang benderang. Itu Berkat PLN, terima kasih,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan