Jakarta, Aktual.com — Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Sabtu (19/12) pagi WIB, karena dolar AS melemah dan para pedagang “short” mengambil keuntungan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari bertambah 15,4 dolar AS atau 1,47 persen, menjadi menetap di 1.065,00 dolar AS per ounce.
Untuk minggu ini, emas berjangka berakhir lebih rendah dengan penurunan 0,99 persen.
Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun pada Jumat. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Para pedagang berspekulasi terhadap logam mulia mengambil untung pada Jumat, menutup posisi dan menambahkan dukungan terhadap logam mulia.
Banyak pedagang berada di “short positions” ketika Federal Reserve memutuskan tentang kenaikan suku bunga yang banyak-diantisipasi dalam pertemuam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mulai Selasa sampai Rabu.
Setelah pertemuan berakhir pada Rabu, FOMC, unit pengatur kebijakan The Fed, mengumumkan keputusan untuk meningkatkan suku bunga utamanya pada hari yang sama.
Para analis percaya The Fed bermaksud menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank, karena ekonomi AS mulai pulih.
Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang “bullish”, dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan mereka yang berlebihan, membanjiri ekonomi dengan uang tunai dan menyebabkan inflasi.
Para analis yakin bahwa tren jangka panjang untuk emas tetap sangat “bearish” karena kenaikan suku bunga The Fed pada Desember terjadi meski diharapkan untuk penundaan kenaikan suku bunga sampai 2016.
Kenaikan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret naik 39,3 sen, atau 2,87 persen, menjadi ditutup pada 14,096 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari menambahkan 16,1 dolar AS, atau 1,91 persen, menjadi ditutup pada 860,80 dolar AS per ounce.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan