Jakarta, Aktual.co — Pemerintah diminta membuat program penanganan jangka panjang, minimal lima tahun untuk bencana Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara.
Ahli Energi Gunung Api, Alimin Ginting mengatakan, program penanganan jangka panjang itu dilakukan mengingat bencana erupsi Sinabung sulit diperhitungkan sampai kapan.
Dia menyebutkan, karena sumbat magmanya sudah terbuka, menyebabkan magma yang ada di dapur magma setiap ada gangguan bawah permukaan dengan bebas bisa tumpah ke luar.
“Tidak tahu kapan terbentuknya sumbat magma dan kapan pula berhentinya. Gangguan bawah permukaan,” katanya di Medang, Rabu (10/6).
Untuk itu, ujar Alimin, perlu antisipasi program jangka panjang paling tidak empat sampai lima tahun.
“Dengan program jangka panjang, maka penanganannya tidak repot lagi karena sudah ter’cover’,” katanya.
Dia mengakui, dengan situasi dewasa ini di mana magma sudah keluar, maka kemungkinan gunung itu meledak besar, masih diragukan sepanjang tidak ada tekanan besar dari bawah.
“Beda kalau sumbatannya belum terbuka saat 3 juta meter kubik lava yang berada pada lereng yang cukup tajam terlempar atau sekaligus jatuh,” katanya.
Alimin menegaskan, penanganan jangka panjang semakin dinilai perlu karena ketidakstabilan aktivitas Sinabung masih tinggi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung beberapa hari lalu terus meningkat secara tajam.
Volume kubah lava meningkat menjadi lebih dari 3 juta meter kubik dan labil.
Kondisi itu, katanya, berpotensi terjadi guguran kubah yang diikuti awan panas guguran ke selatan dan tenggara sejauh sekitar 7 km dari puncak kawah.
Akibatnya, status Gunung Sinabung sudah menjadi Awas seperti yang dilaporkan oleh Kepala Badan Geologi, Surono kepada Kepala BNPB, Syamsul Maarif, 2 Juni.
Laporan itu membuat ada rekomendasi untuk mengevakuasi masyarakat yang bermukim dalam jarak/radius 7 km di selatan, tengara mulai Pasarpinter Gurukinayan, Simpang Sibintun/Perjumaan Batukejan, Jembatan Lau Bunaken Tigapancur, Desa Tigapancur,Perjumaan Tigabogor hingga Desa Pintubesi ke tempat yang aman.
Apabila terjadi serangkaian awan panas guguran dan peningkatan ancaman bahaya yang lebih besar, maka harus dilakukan penutupan jalur jalan Jalan Raya Simpang-Gurukinayan-Simpang Sibitun-Jembatan Lau Bunaken Tigapancur – Ojolali – Tigapancur – Simpang Bagading dan Perjumaan Tigabogor.
Dia menjelaskan, Gunung Sinabung terus bergolak secara fluktuatif sejak meletus pada 15 September 2013.
Status Awas pernah diberlakukan pada 23 November. 2013 hingga 8 April 2014 dan setelah itu status turun menjadi Siaga.
Tidak diketahui sampai kapan erupsi Gunung Sinabung akan berhenti.
“Fenomena itu mirip dengan Gunung Unzen di Jepang yang erupsi berlangsung selama 5 tahun setelah 200 tahun tidak erupsi,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: