Jakarta, Aktual.com – Komitmen Menteri ESDM Sudirman Said untuk memutus tradisi ‘kotor’ di masa lalu dalam melakukan negosiasi perpanjangan kontrak perusahaan tambang di Indonesia diragukan.
Sebab bukannya memutus tradisi ‘kotor’ di masa lalu, di saat bersamaan Sudirman Said justru melakukan pelanggaran. Yakni dengan mengirim surat kepada Bos Freeport McMoran Jim Bob Moffet pada 7 Oktober 2015 terkait kepastian perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Hal itu disampaikan pengamat energi sekaligus direktur eksekutif Indonesian resources studies (IRESS) Marwan Batubara.
“Tradisi yang jelek ingin dihapus, tapi pada saat bersamaan terjadi pelanggaran dengan terbitnya surat tanggal 7 Oktober yang dibuat Sudirman Said bersama Jokowi. Bahkan pada tanggal 6 Oktober ada pembahasan dengan Jim Bob,” kata Marwan dalam diskusi publik, Tebet, Jakarta, Minggu (20/12).
Dengan sikap yang seperti itu, Marwan menilai pemerintahan Joko Widodo justru cenderung hipokrit. Seolah ingin menghapus masa lalu yang buruk tapi kelakuan masih sama.
“Jangan juga pendukung Jokowi lindungi beliau, jangan mentang-mentang Presiden terus tidak bisa melakukan kesalahan. Kalau ada kesalahan ya harus diingatkan, kemudian diperbaiki,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: